Potensi Titik Parkir Tidak Sesuai Lapangan
GRESIK – Titik-titik parkir tumbuh bak jamur pada musim hujan. Di jalanjalan penting dan jalur protokol, kendaraan parkir menyesakkan jalan. Pengguna jalan menjadi korban.
Misalnya, wilayah perkotaan. Sejauh ini titik parkir yang terdata di Pemkab Gresik baru mencapai 72. Faktanya, jumlah titik parkir di lapangan mencapai ratusan. Sementara itu, titik parkir di luar wilayah perkotaan baru terdata di pasar. Yakni, Pasar Dukun, Driyorejo, dan Pasar Duduksampeyan.
Kasi Pengelolaan Parkir Dishub Syaifullah Mahyudin mengakui bahwa belum seluruh titik parkir dikelola pemkab. Sebab, cukup banyak titik baru yang muncul setelah pendataan. ”Namun, untuk wilayah kota, sebenarnya titik-titik parkir yang sudah dikelola adalah titik potensial,” ungkapnya.
Dia memastikan, pengelolaan parkir di Gresik mendapat atensi untuk perbaikan. Syaifullah mengimbau seluruh pengguna jasa parkir melapor jika ada keluhan. Sebab, salah satu penyebab sulitnya dishub menertibkan jukir adalah minimnya laporan.
Selain masih banyak titik parkir liar, salah satu sorotan terhadap pengelolaan parkir adalah penentuan potensi pendapatan setiap titik parkir. Sejatinya, pemkab telah melakukan survei di seluruh titik parkir yang dikelola. Hanya, hasilnya ternyata masih dipertanyakan.
Mengapa? Sebab, potensi titik parkir sering tidak sama dengan fakta di lapangan. ”Banyak titik yang sebenarnya berpotensi besar. Tapi, hasil survei ternyata kecil,” ujar anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Gresik Mujid Riduan.
Dia mencontohkan titik parkir di sepanjang jalur protokol GKB. Di sana, cukup banyak titik yang hanya berpotensi Rp 8 ribu per hari. ”Artinya, dalam sehari, hanya ada delapan sepeda motor yang parkir,” jelasnya. (ris/c16/roz)