Jawa Pos

Daun-Daun Pembentuk Motif

Daun memang kaya warna dan bentuk. Itulah yang melandasi ide Narsih Setyawan dalam menciptaka­n kain ecoprint. Yakni, kain yang motifnya diciptakan secara alami dari dedaunan.

-

KAIN putih berukuran 1 meter x 2,5 meter terhampar di atas meja. Tangan Narsih Setyawan pun mulai sibuk. Dia menata daun-daun pada kain itu. Macammacam warna dan bentuknya. Di antaranya daun pepaya, singkong, semanggi, jati, jarak hitam, jambu batu, dan mangga.

”Sebelumnya, kain sudah dibersihka­n dulu. Lalu dikeringka­n lagi,” kata perempuan 41 tahun tersebut. Setelah daun-daun tertata pada kain putih, Bunda Awang –sapaan Narsih– mulai membentuk cap daun. Dia memukul-mukul dengan palu sampai daun terbentuk di atas kain. ”Kandungan tanin inilah warna daun yang asli,” terang survivor kanker payudara tersebut.

Bunda Awang meletakkan daun dengan sembaranga­n. Tidak ada pola maupun aturan khusus. Hal tersebut disesuaika­n dengan kreativita­s dan feel masingmasi­ng. Setelah puas, barulah kain di- steam selama dua jam.

”Pas diangkat, terus dapat dilihat warna dan polanya. Tidak ada yang tahu. Tapi selalu bagus menurut saya,” ungkap pemilik merek Kagunan Ecoprint & Natural Dye tersebut.

Itulah teknik kain cap dedaunan yang diciptakan Bunda Awang pada September 2015. Semuanya berawal dari iseng tatkala melihat tetanggany­a memangkas pohon. Daun-daun dari pohon jambu itu berhambura­n dan terbuang begitu saja.

Bunda Awang lalu mengambil begitu saja daun jambu tersebut. Di rumah, dia mengambil kain putih bekas dan langsung mempraktik­kan rencana yang sudah ada di dalam benaknya. ”Langsung coba-coba aja. Saya ambil palu dan thuthuk-thuthuk daun-daunnya. Eh, kok langsung bentuk motif yang bagus,” ujar ibu Rahardja Gilang Dewangkara tersebut. Sejak itu, dia keterusan. Narsih terus mempelajar­i teknik pembuatan kain bermotif dedaunan. Mulai sharing dengan teman- temannya hingga searching di media sosial. ”Saya lihat, teknik ini sudah banyak diterapkan di Australia,” kata pemilik Rumah Bangkit itu.

Bagi Bunda Awang, membuat kain ecoprint ibarat melukis. Motif satu kain dengan yang lainnya tidak mungkin sama. ”Inilah yang menarik,” kata perempuan kelahiran 25 Agustus 1976 tersebut. Dalam sehari, Bunda Awang dapat memproduks­i selembar kain. Dari awalnya iseng, Bunda Awang kini kebanjiran pesanan kain ecoprint. Kain tersebut dapat didesain menjadi gaun pesta maupun kasual. Warnawarna daun yang alami membuat kain cocok untuk digunakan usia berapa pun. (bri/c11/dos)

 ??  ?? MOTIF DAUN: Narsih Setiawan dengan beberapa koleksi kain ecoprint. Foto kiri, motif daun singkong sedang dimunculka­n pada secarik kain. DITE SURENDRA/JAWA POS DITE SURENDRA/JAWA POS
MOTIF DAUN: Narsih Setiawan dengan beberapa koleksi kain ecoprint. Foto kiri, motif daun singkong sedang dimunculka­n pada secarik kain. DITE SURENDRA/JAWA POS DITE SURENDRA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia