Jawa Pos

Berhenti Cegukan setelah Delapan Tahun

-

BAHAGIA itu sederhana. Sesederhan­a berhenti cegukan. Mengalamin­ya beberapa menit saja sudah terganggu setengah mati. Bayangkan bagaimana perasaan Danielle Kirkland, perempuan asal London ini, yang mengalami cegukan jauh lebih lama daripada masa kerja Anies Baswedan sebagai menteri pendidikan

Kirkland cegukan selama delapan tahun!

Suatu pagi pada Maret 2008, Kirkland bangun seperti biasa. Tetapi, ada yang tidak biasa. Dia mengalami cegukan. Kondisi itu tak juga berhenti meski dia sudah melakukan berbagai cara. Minum air banyak-banyak, menahan napas, dan sebagainya. Cegukan itu tidak juga berhenti esok paginya. Tak juga pekan depannya. Hingga bulan-bulan berikutnya. ”Aku didiagnosi­s menderita cegukan akut pada Oktober 2008,” tuturnya, dikutip Metro.

Cegukan itu sangat merugikan bagi Kirkland. Saat kuliah perawat, dia sering diusir keluar kelas karena dianggap mengganggu. Ketika menghadiri upacara pemakaman ibu kawannya, cegukan dia bikin para pelayat tertawa. Kirkland juga diputus oleh pacarnya.

Dua tahun lalu, dia baru menyadari mungkin cegukan itu disebabkan kebiasaann­ya mengonsums­i obat penawar rasa sakit. Dia ketagihan minum Lortabs dan sejumlah obat lain untuk meredakan artritis dan migrain. ”Mungkin itu akibat jangka panjang dari penggunaan obat itu,” jelas Kirkland. Alhasil, sepanjang tahun itu dia mencari solusi untuk menghentik­an cegukan.

Kirkland mencoba minum kapsul tizanidine yang membuat otot rileks. Ternyata berhasil. Tahun lalu Kirkland terbebas dari cegukan, asal tidak lupa meminum obat. ”Aku benci banget cegukan. Kalau dengar orang cegukan, aku langsung bete. Aku sudah cukup mengalami cegukan buat sepanjang hidup!” ucapnya, lantas tertawa. Peristiwa itu cukup memberi gambaran bahwa apa saja bisa disembuhka­n. Kecuali sumbu pendek. Kalau itu, obatnya tidak ada. (fam/c7/na)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia