Polda Inginkan Peralatan Canggih
Demi Efektivitas Berantas Narkoba
SURABAYA – Polda Jatim berhasil mengungkap 1.896 kasus narkoba selama dua bulan terakhir. Dari jumlah itu, tersangka yang ditangkap mencapai 2.324 orang. Meski begitu, petugas kepolisian menyatakan belum puas dengan hasil tersebut.
Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin menuturkan, perkara narkoba menjadi atensi instansi yang dipimpinnya. Pria asli Surabaya tersebut menegaskan tidak akan pandang bulu. Siapa pun yang terlibat akan disikat. ’’Itu sudah kami buktikan. Ada dua anggota Polri dan dua pegawai Kemenkum HAM yang terlibat dan kami tangkap,’’ tegasnya.
Semua tersangka yang terlibat akan diproses secara hukum. Selain itu, dia meminta aparat penegak hukum transparan. ’’Tidak boleh pandang bulu. Tidak ada yang kebal hukum,’’ tandasnya.
Tidak puas dengan hasil itu, pria yang baru dua bulan menjabat tersebut menyatakan akan terus menggiatkan pemberantasan narkoba. Dia berjanji menangkap bandar yang lebih besar. Namun, mantan Kadiv TI Mabes Polri tersebut memerlukan peralatan yang memadai. ’’Kami perlu teknologi agar tidak ketinggalan dengan penjahatnya,’’ tuturnya.
Dia mencontohkan ketika mengejar tersangka sampai ke Jakarta pada Januari lalu. Saat itu, pihaknya hanya melakukan pengintaian secara konvensional sehingga sempat mengalami kesulitan melacak jejak pelaku. Namun, dia juga mengapresiasi tim ditreskoba yang akhirnya berhasil mengungkap bandar narkoba dengan barang bukti 20 kg sabu-sabu. ’’Kalau ada bantuan teknologi, saya yakin akan lebih efektif lagi,’’ urainya.
Dia menjelaskan, selama ini, pihaknya hanya punya satu alat untuk melakukan pengintaian. Alat tersebut digunakan untuk banyak direktorat. Karena itu, penggunaannya harus bergantian.
Machfud berharap tiap direktorat punya alat pengintai. ’’Saya sengaja mengundang para anggota DPR ke sini agar bisa mengakomodasi rencana ini,’’ imbuhnya. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi
III DPR Trimedya Panjaitan mengapresiasi kinerja Machfud. Menurut politikus PDIP tersebut, banyak aksi yang dilakukan Machfud. Karena itu, dia perlu mendengarkan pemaparan lebih detail dalam rapat. ’’Prinsipnya, kami mendukung upaya Polri untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,’’ ujar pria 50 tahun tersebut.
Itu termasuk pemaparan Machfud yang menginginkan pengadaan peralatan berbasis teknologi. Dia berjanji hal itu menjadi pembahasan tersendiri. Apakah akan dianggarkan dalam APBNP atau baru bisa direalisasikan tahun depan. ’’Perlu kami bahas lagi mekanisme penganggarannya bagaimana,’’ terangnya.
Menurut pria asal Medan tersebut, diperlukan perincian yang lebih detail. Termasuk harga alat yang dikehendaki polisi. Sekaligus, target pencapaian ketika barang itu sudah dibeli. ’’Tentunya harus ada peningkatan kinerja dong,’’ tandasnya.
Pada acara yang berlangsung di lapangan apel Polda Jatim itu, juga diadakan pemusnahan barang bukti (BB) narkotika berbagai jenis. Di antaranya 35,6 kg sabu-sabu; 51,1 kg ganja; serta puluhan ribu butir obat berbahaya dan ekstasi. Kerugian barang bukti yang dimusnahkan itu diperkirakan mencapai Rp 71,3 miliar. Barang bukti tersebut merupakan hasil ungkap Polda Jatim dan BNNP Jatim. (aji/c19/git)