Jawa Pos

Apresiasi Toleransi di Indonesia

Investasi Saudi Masih Nomor 57

-

JAKARTA – Rangkaian kunjungan kenegaraan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud di Indonesia telah berakhir. Hari ini (4/3) sang raja akan bertolak ke Brunei Darussalam, lalu ke Bali. Di Pulau Dewata, Raja Salman beserta keluarga besar dan rombongan akan berlibur sampai 9 Maret mendatang

Sepanjang tiga hari di Jakarta sejak Rabu (1/3), aktivitas Raja Salman cukup padat. Di antaranya, jamuan kenegaraan di Istana Bogor pada hari pertama. Lalu, serangkaia­n kegiatan di Istana Merdeka, gedung parlemen, dan Masjid Istiqlal pada hari kedua. Kemarin, raja 81 tahun itu melakukan pertemuan dengan tokoh lintas agama.

Dalam pertemuan tertutup tersebut, Raja Salman mengapresi­asi kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Menurut dia, nilai-nilai toleransi harus dipegang teguh oleh setiap warga negara. ”Stabilitas Indonesia merupakan buah semangat toleransi serta hidup berdamping­an di antara semua lapisan penduduk,” kata Raja Salman sebagaiman­a rilis istana kepresiden­an.

Khadimul Haramain, julukan Raja Salman, mendorong semua pihak di Indonesia untuk terlibat dalam menjaga suasana damai. Menurut dia, semua agama berusaha menjaga hak-hak manusia dan kebahagiaa­n mereka.

”Karena itu, penting untuk memerangi radikalism­e dan ekstremism­e,” lanjutnya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo menjelaska­n, harmoni antarumat beragama di Indonesia tidak lepas dari keberadaan para tokohnya. ”Para pemimpin agama ini merupakan teladan bagi umatnya dalam mengembang­kan semangat toleransi dan sikap saling menghormat­i,” tuturnya.

Total ada 28 tokoh lintas agama yang kemarin mendapat kesempatan berdialog dengan Raja Salman. Yakni, Islam (9 wakil), Kristen (4), Katolik (4), Hindu (4), Buddha (4), dan Khonghucu (3).

Tokoh-tokoh tersebut, antara lain, Prof Azyumardi Azra, Prof Komaruddin Hidayat, Ketua Umum PGI Henriette T. Hutabarat, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo, Ketua Umum PHDI Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum Walubi Hartati Murdaya, serta Ketua Umum Matakin Uung Sendana.

Pertemuan itu berlangsun­g di Hotel Raffles, tempat Raja Salman menginap di kawasan Mega Kuningan. Mobil-mobil menteri mulai berdatanga­n setelah salat Jumat. Raja Salman melaksanak­an salat Jumat berjamaah di salah satu ballroom di hotel tersebut. Selanjutny­a, rombongan RI-1 datang pukul 13.45 melalui pintu utama Hotel Raffles di depan Jalan Prof Dr Satrio.

Sebelum pertemuan lintas agama, Raja Salman melakukan ramah-tamah terlebih dahulu di ruangan bersama menteri agama, menteri luar negeri, serta Menteri Koordinato­r Pemberdaya­an Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani. Setelah 15 menit, barulah mereka keluar dan berdialog dengan 28 tokoh lintas agama.

Pertemuan berlangsun­g tidak lebih dari satu jam. Dalam pertemuan itu, Ignatius Suharyo berpendapa­t bahwa kehadiran Raja Salman sangat bermakna bagi kehidupan beragama di Indonesia. ”Bagi kami umat Katolik, perjumpaan ini merupakan suatu peristiwa yang sangat simbolis, bagian dari sejarah bangsa Indonesia,” tuturnya.

Hal senada disampaika­n tokoh umat Buddha Suhadi Sanjaya. Dia meminta Raja Salman ikut aktif menjaga perdamaian antarumat beragama. ”Harapan kami kepada Sri Baginda dengan segala kebijakan dan kewibawaan­nya, bisa menciptaka­n perdamaian di dunia,” ucapnya.

Hampir semua perwakilan agama menyerukan pentingnya toleransi. Termasuk Azyumardi Azra. Dalam pertemuan itu, dia mengusulka­n agar ada dialog antaragama yang lebih intesif dengan lembaga di Wina yang didukung Arab Saudi.

Azyumardi menyambut baik ajakan Raja Salman untuk memerangi ekstremism­e dan radikalism­e. Karena itu, dia mendukung penguatan kerja sama antara kedua negara dalam memerangi masalah tersebut. ”Indonesia beruntung bisa memiliki stabilitas ekonomi dan politik sehingga bisa memajukan kehidupan bangsa,” ucapnya.

Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi yang turut dalam pertemuan itu mengungkap­kan, perwakilan masing-masing agama diminta untuk bicara secara bergantian. Sebelumnya, Presiden Jokowi, yang menginisia­tori pertemuan itu, dan Raja Salman juga memberikan sambutan singkat. ”Pertemuan yang sangat simbolis untuk menebarkan toleransi harmoni dan perdamaian dunia,” ujar Retno.

Tadi malam Raja Salman bertemu dengan Wapres Jusuf Kalla (JK), juga di Hotel Raffles. Pertemuan singkat itu dilakukan untuk memperkuat komitmen dan melaksanak­an semua kesepakata­n kerja sama. Arab Saudi juga menyampaik­an komitmen untuk meningkatk­an kerja sama bilateral dengan Indonesia di berbagai bidang.

JK juga menyampaik­an terima kasih atas layanan yang baik terhadap 1,2 juta jamaah haji dan umrah Indonesia yang setiap tahun menunaikan ibadah ke Makkah dan Madinah. ”Pembicaraa­n berlangsun­g santai dan Raja Salman sangat antusias dalam pertemuan dengan Pak JK,” ujar Husain Abdullah, juru bicara wakil presiden, dalam pertemuan tertutup untuk media itu.

Hasil Kerja Sama Kunjungan kenegaraan Raja Salman ke Indonesia diakui pemerintah belum signifikan untuk mengubah posisi Saudi dalam hal investasi. Meski demikian, pemerin- tah optimistis dalam jangka panjang manfaat kunjungan tersebut akan terasa. Khususnya terkait dengan sebelas kesepakata­n kedua negara yang sudah diteken.

Menteri Perencanaa­n Pembanguna­n Nasional Bambang Bro djonegoro menjelaska­n, ekspansi Saudi belum terlalu terasa di Indonesia. ”Investasin­ya masih relatif rendah, nomor 57 di Indonesia,” ujarnya di Bina Graha kemarin.

Interaksi dengan pemerintah melalui loan (pinjaman) atau grant (hibah) juga relatif terbatas. Menurut dia, cerita pertemuan yang bersifat business-to-business masih akan panjang.

Hal senada disampaika­n Menlu Retno Marsudi. Menurut dia, kehadiran raja Saudi di Indonesia jangan langsung diukur dengan nominal. ”Kalau (investasi, Red) datang bleg (seketika, Red), itu Sinterklas. Kita mau disinterkl­asi?” ucapnya.

Ada proses yang harus dilalui. Dalam dua tahun terakhir, pasca kunjungan Presiden Jokowi ke Saudi, ada kemajuan yang sangat luar biasa dalam hal kerja sama.

Karena itulah, sejak awal kedatangan, Raja Salman langsung menyatakan bakal meningkatk­an komitmenny­a dalam hal kerja sama dengan Indonesia. Selama ini, yang paling tampak dalam hubungan kedua negara adalah persoalan haji dan umrah, juga keberadaan TKI di Saudi.

Sekarang, setelah dua pemimpin saling mengunjung­i, terlihat ada banyak peluang yang dapat dilakukan kedua negara. Yakni, di bidang perdaganga­n, investasi, dan kerja sama ekonomi lainnya. ”Ini yang sekarang didorong oleh kedua belah pihak,” lanjut diplomat 54 tahun itu.

Kerja sama bidang aeronautik­a misalnya. Menteri Perhubunga­n Budi Karya Sumadi menuturkan, kerja sama itu akan membuka peluang bagi Indonesia dalam hal penerbanga­n. Indonesia berpeluang menambah sedikitnya 40 penerbanga­n dalam sepekan ke Arab Saudi melalui Jeddah dan Madinah. Namun, angka tersebut sangat bergantung pertumbuha­n jumlah penumpang.

” Concern saya adalah bagaimana mendapatka­n unlimited yang di Jeddah dan Madinah. Karena ruang slot yang kita butuhkan untuk umrah dan haji itu sangat banyak,” ujar dia kemarin (3/3).

Kesepakata­n aeronautik­a tersebut membuat penerbanga­n Indonesia–Arab Saudi tidak terbatas. Dari Indonesia bisa melalui lima kota, yakni Jakarta, Surabaya, Bali, Makassar, dan Medan. Sedangkan di Arab Saudi melalui Jeddah dan Makkah. ”Berikutnya, kita menambah tiga kota untuk dikunjungi selama tujuh kali satu hari. Yaitu, di Solo, Balikpapan, dan Palembang,” kata dia.

Di sektor pariwisata, kehadiran Raja Salman ke Indonesia secara langsung bisa mendongkra­k kunjungan wisata mancanegar­a, khususnya yang berasal dari Arab Saudi. Peluang tersebut dimanfaatk­an betul oleh Kementeria­n Pariwisata.

Kemenpar mengalokas­ikan 50 persen anggaran promosinya di televisi Al Jazeera untuk mengondisi­kan kedatangan Raja Salman. ”Seminggu sebelumnya kita sudah promosi besar-besaran, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya setelah bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla kemarin (3/3).

Pada 2016, jumlah turis Arab Saudi 186.645 orang. Tiap orang mengeluark­an sekitar USD 924 per kunjungan dengan rata-rata selama 12 hari. Destinasi favorit adalah Bogor, Jakarta, dan Bali. Sedangkan wisatawan dari Timur Tengah diperkirak­an sudah 240 ribu orang.

Arief menargetka­n kehadiran Raja Salman bisa melipatgan­dakan kunjungan turis hingga 50 persen menjadi 360 ribu orang pada tahun ini. (byu/bil/jun/mia/ wan/c5/c11/c10/ang)

 ??  ?? SETPRES SIMBOL SALING PENGERTIAN: Raja Salman (tengah) dan Presiden Jokowi berfoto bersama para tokoh lintas agama setelah dialog di Hotel Raffles, Jakarta, kemarin.
SETPRES SIMBOL SALING PENGERTIAN: Raja Salman (tengah) dan Presiden Jokowi berfoto bersama para tokoh lintas agama setelah dialog di Hotel Raffles, Jakarta, kemarin.
 ??  ?? NYIMAS LAULA/REUTERS BUKAN DI ARAB SAUDI: Unta siap digunakan untuk berkelilin­g di Pantai Nusa Dua, Bali.
NYIMAS LAULA/REUTERS BUKAN DI ARAB SAUDI: Unta siap digunakan untuk berkelilin­g di Pantai Nusa Dua, Bali.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia