Raja Salman dan 10 Bali Baru
KUNJUNGAN akbar Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia dengan membawa serta 1.500 orang dalam rombongan eksklusif tersebut tidak begitu mengherankan manakala hanya singgah di dua titik penting Indonesia: Jakarta dan Bali. Memang, dari perspektif turisme, kedatangan Raja Salman ke Bali akan berdampak positif untuk sektor pariwisata. Tetapi, itu hanya terjadi di Bali. Boleh jadi, pelaku wisata di luar Jakarta, tepatnya di luar Jawa dan Bali, hanya gigit jari sembari membayangkan betapa banyak rezeki yang diraih para pelaku wisata di Bali.
Hal itu memang wajar dan sahsah saja. Namun, dari perspektif pengembangan kepariwisataan kekinian, tentu saja disayangkan peluang kunjungan pelesiran Raja Salman masih ke tempat yang itu-itu saja. Pelesiran public figure dunia ke Indonesia justru semakin diharapkan ke tempat-tempat baru yang kini dikembangkan pemerintah Indonesia dengan tema ”10 Bali Baru”.
Cofounder Google Sergey Brin pernah mengunjungi Indonesia di pengujung 2015. Dia melewatkan liburannya di Raja Ampat, Papua, dan menemui menteri pariwisata. Brin menyatakan bakal melakukan kerja sama dengan Kemenpar mulai 2015 dengan membuat fitur Google Underwater Street View untuk mempromosikan Raja Ampat dan empat objek wisata lainnya seperti Wakatobi dan Labuan Bajo.
Bukan hanya itu, pada Senin (23/1), misalnya, Valentino Rossi, pembalap kenamaan asal Italia, diketahui sedang berlibur ke Labuan Bajo, NTT. Foto-foto sang pembalap saat di puncak Pulau Padar pun telah beredar di medsos. Pembalap dunia yang dijuluki The Doctor itu setelah tiba di Labuan Bajo diketahui makan di sebuah rumah makan. Dan tentu saja Rossi mengunjungi Pulau Padar yang bisa diakses dari Pelabuhan Labuan Bajo.
Dalam konteks ini, kunjungan diam-diam dan mengejutkan Rossi ke Labuan Bajo terkait dengan prestasi dan upaya pemerintah Indonesia, melalui Kemenpar, dalam mengelola dan memopulerkan destinasi 10 Bali Baru ke wisatawan global. Sepuluh Bali Baru adalah Danau Toba, Sumatera Utara; Tanjung Kelayang, Bangka Belitung; Tanjung Lesung, Banten; Kepulauan Seribu, DKI Jakarta; Candi Borobudur, Jawa Tengah; Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; Wakatobi, Sulawesi Tenggara; Wisata Bromo-TenggerSemeru, Jawa Timur; Mandalika, Nusa Tenggara Barat; dan Morotai, Maluku Utara. Semangat 10 Bali Baru adalah mendorong percepatan pembangunan pariwisata Indonesia di luar Bali khususnya.
Menpar Arief Yahya menjelaskan capaian jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang diproyeksikan hingga akhir Desember 2016, target 12 juta wisman akan terlampaui. Dengan estimasi akan tercapai kunjungan wisman pada November sebesar 1,3 juta wisman dan Desember 1,5 juta wisman. Secara garis besar, kebijakan dalam mengembangkan kepariwisataan selama 2016 sudah on the track. Sehingga target pariwisata yang ditetapkan, yakni kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional 11 persen, devisa yang dihasilkan Rp 172 triliun, penyerapan 11,8 juta tenaga kerja, jumlah kunjungan wisman 12 juta, dan pergerakan wisatawan Nusantara (wisnus) 260 juta, optimistis akan tercapai.
Pada 2017 pemerintah menetapkan target pariwisata, yakni kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional 13 persen, devisa yang dihasilkan Rp 200 triliun, penyerapan tenaga kerja 12 juta, jumlah kunjungan wisman 15 juta, dan pergerakan wisnus 265 juta. Serta indeks daya saing (WEF) berada di peringkat ke-40 dari posisi saat ini di ranking ke-50 dunia. Sedangkan target pariwisata 2019 adalah jumlah kunjungan wisman 20 juta, pergerakan wisnus 275 juta, kontribusi terhadap perekonomian (PDB) nasional 15 persen, devisa yang dihasilkan Rp 280 triliun, penyerapan tenaga kerja 12,6 juta, serta indeks daya saing (WEF) berada di ranking ke-30 dunia.
Di antara target tersebut, patut menjadi perhatian bersama perihal peran selebriti dan tokoh dunia dalam pengembangan destinasi 10 Bali Baru yang dicanangkan Kemenpar yang akan menjadi keniscayaan menuju Indonesia multidestinasi. Dengan karakteristik negara kepulauan, Indonesia memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri bagi perjalanan wisata dalam negeri maupun perjalanan wisatawan mancanegara.
Namun, ambisi meningkatkan perjalanan ke destinasi 10 Bali Baru kerap dihadang berbagai kesulitan di sektor transportasi, dari segi harga, aksesibilitas, kelayakan moda transportasi, serta keamanan dan kenyamanan selama perjalanan. Maka, inovasi dan terobosan patut dilakukan di berbagai lini. Semisal yang digagas Google, ”Balon Google”, atau lebih tepatnya Project Loon, dengan menerbangkan ratusan balon di daerah dan pulau-pulau terpencil negeri ini akan menyebarkan sinyal 4G lewat udara di spektrum 900 MHz. Kekuatan digitalisasi dari Google akan memperkuat destinasi 10 Bali Baru yang notabene sebelumnya minim infrastruktur teknologi komunikasi, kini semakin diperkuat. Dikabarkan, kerja sama menerbangkan balon Google tersebut disepakati bersama tiga operator seluler: Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata.
Akhirnya, kedatangan Raja Salman menjadi validasi bahwa Bali telah menjadi pilihan destinasi wisata yang bergengsi di kalangan elite dunia. Linier untuk mendukung percepatan kemajuan 10 Bali Baru, yang di dalamnya terkait komponen aktivitas wisata minat khusus dan memiliki pasar yang khusus pula, berbagai kegiatandigitalisasiperludigencarkan Kemenpar. Kegiatan digitalisasi seperti mobile apps, digital campaign, interactive campaign, viral marketing ( Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan blog) semakin mendesak digencarkan untuk mendekati ”market khusus” 10 Bali Baru.
Selamat datang, Raja Salman. Semoga pelesiran rombongan Arab Saudi ke Bali semakin meningkatkan kunjungan wisatawan asal Timur Tengah ke Indonesia. Tidak hanya ke Bali, tetapi juga semakin merata ke destinasi 10 Bali Baru. (*)