Jawa Pos

Mandiri Menghidupi Kabared Satoe

-

JARUM jam telah tujuh kali berdentang. Artinya, latihan tari remo di Kabared Satoe segera dimulai. Sesosok gadis terlihat sibuk mengatur anak-anak berusia belia masuk dalam barisan penari lainnya. ’’Beginilah rutinitas saya selama Minggu menyiapkan latihan (tari remo, Red) Kabared Satoe,’’ ujar Risa Dewi Anggraini, koordinato­r angkatan muda Karang Taruna RT 1, Bangunrejo.

Perempuan yang masih berusia 21 tahun itu gigih melakukan pergerakan perlawanan terhadap modernisas­i. Bukannya terpengaru­h arus globalisas­i, dia malahmeles­tarikan budaya asli kotanya. ’’Saya tidak ingin teman-teman saya terjerumus hal-hal negatif, baik prostitusi maupun narkoba. Jadi, lebih baik berkesenia­n dan mengeksplo­rasi bakat,’’ jelasnya.

Berbagai asam manis perjalanan karang taruna itu telah dirasakan Risa. ’’Saya gabung (Kabared Satoe, Red) udah lama. Cuman, baru tiga tahun belakangan kegiatanny­a intens,’’ ujarnya. Melalui karang taruna tersebut, Risa mengekspre­sikan bakat kesenianny­a. Risa pun aktif dalam kegiatan Kabared Satoe seperti tari remo dan teater.

Untuk menghidupi Kabared Satoe, para anggotanya bergerak secara mandiri dan menolak menggantun­gkan hidup kepada negara atau orang lain. Mereka membuka kafe kecil-kecilan setiap dua minggu sekali pada akhir pekan. Bukan hanya itu, mereka juga membuat dan menjual gongseng (gelang di kaki para penari remo). ’’Lah, kalau beli, mahal. Sampai Rp 80 ribu. Kalau kami bikin, modalnya cuma Rp 20 ribu–Rp 30 ribu,’’ ungkap Risa. ’’Kalau kafe ini, kami diberi modal dan harus balik. Kalau nggak, kami didenda. Nah, itu kan memotivasi kami lebih giat berjualan. Toh, kalau untung juga buat kita,’’ sambungnya, lantas semringah.

Arus modernisas­i terus menggilas budaya lokal. Ancaman bahwa kebudayaan suatu hari nanti bertemu dengan ajalnya terus membuntuti kehidupan masyarakat kota. Pergerakan karang taruna semacam Kabared Satoe itu seharusnya akan selalu ada dan berlipat ganda. ’’Banyak cita-cita saya dan teman-teman. Tapi, yang paling penting bisa punya rumah rakyat untuk mengembang­kan usaha teman-teman selama ini. Sebab, tempat kami terbatas,’’ tutur Risa. (rno/c14/als)

 ?? IVAN/ZETIZEN TEAM ??
IVAN/ZETIZEN TEAM

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia