Setahun Beraksi di 42 TKP
Komplotan Pencuri Ranmor Produksi Kunci Leter T Sendiri
SURABAYA – Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak membekuk empat sekawan spesialis curanmor. Kelompok tersebut tidak hanya menggasak motor sasaran, tetapi juga memproduksi sendiri peranti untuk mencuri. Misalnya, kunci perusak gembok pagar rumah, kunci leter T, dan modifikasi perusak magnet.
Keempat pelaku tersebut adalah M. Harun, M. Amin, Haris, dan Imam. ’’Mereka punya peran masing-masing. Salah satunya memproduksi kunci-kunci perusak itu,’’ ujar Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Ardian Satrio Utomo kemarin (3/3).
Orang yang berperan membuat kuncikunci tersebut adalah Harun. Polisi menghadiahkan timah panas pada betis kanannya karena berusaha melawan saat hendak dibekuk di tempat persembunyian.
Sambil menahan sakit, Harun menceritakan pembuatan berbagai macam kunci perusak tersebut. Dia mengatakan diberi tahu temannya yang pernah mencuri motor. ’’Bahannya dari mata obeng. Digrenda runcing ujungnya, tapi nggak sampai tipis sekali,’’ kata pria asal Tanah Merah, Bangkalan, tersebut.
Material bahan kunci leter T biasanya dibeli di toko-toko bangunan di dekat rumahnya. Harga satuannya cuma Rp 13 ribu. Biasanya, Harun membeli lima sampai sepuluh mata obeng. Setelah itu, dia memolesnya di rumah.
Pria dengan seorang anak tersebut melanjutkan, pembuatannya tidak memakan waktu lama. Tidak sampai sehari. ’’Paling dari pagi sampai sore, Pak. Biasanya ganti yang sudah tumpul,’’ lanjutnya.
Selain kunci leter T, Harun biasa membuat kunci bermagnet. Belinya pun di toko bangunan. Ada empat magnet yang ditempelkan. Prinsip pembuatannya juga sama. Hanya tinggal menempelkan magnet-magnet berukuran kecil. ’’Tinggal putar saja, Pak,’’ jelas Harun.
Peralatan-peralatan mencuri tersebut digunakan teman-temannya sendiri. Harun mengaku tidak pernah mendapat pesanan dari komplotan kelompok curanmor lain. Pria berkepala plontos itu menerima bagi hasil yang sama besar dengan anggota komplotannya.
Berdasar catatan polisi, sepak terjang Harun cs dimulai sejak Februari setahun silam. Selama setahun mereka beraksi di 42 titik di wilayah hukum Polres Pelabuhan Tanjung Perak. ’’Ini masih belum yang ikut tabes (Polrestabes Surabaya, Red). Kami sedang koordinasikan untuk mengumpulkan LP (laporan polisi) lainnya,’’ ungkap Ardian.
Selama ini mereka beroperasi secara berkelompok. Dua sampai tiga orang. Yang disasar adalah perkampungan padat penduduk. Dari laporan yang masuk, wilayah yang paling banyak disatroni adalah Semampir dan Kenjeran. Mereka lebih seringi beraksib ki saat t malam.l MeskiM ki motort yang diincar dikunci, bahkan pagar rumah digembok, mereka tetap bisa menggondolnya. (did/c15/fal)