Mucikari Tawarkan Gadis di Bawah Umur
Praktik Prostitusi di Sememi Aktif Lagi
SURABAYA – Praktik prostitusi di kawasan Sememi diungkap Polrestabes Surabaya. Kamid, 23, diciduk saat melakukan hubungan suami istri dengan seorang gadis di bawah umur. Sebut saja Mawar.
Siswi salah satu SMK di Surabaya tersebut mendapat tugas dari seorang mucikari untuk melayani Kamid. Dia tergolong baru dalam dunia esek-esek. Persisnya baru empat hari melakoni pekerjaan tersebut.
Faktor ekonomi adalah alasan yang mendorong Mawar untuk menjajakan diri. ”Soalnya, ekonomi saya lagi seret,” ujar Mawar sambil terus menunduk di Mapolrestabes Surabaya kemarin. Bahkan, dia memutuskan untuk berhenti sekolah karena tidak memiliki biaya.
Meski baru empat hari, Mawar bisa melayani tujuh pria sekaligus. Mucikari Mawar mematok harga Rp 150 ribu untuk sekali transaksi. Duit tersebut nanti dibagi-dibagi. Mawar mendapatkan Rp 70 ribu dan jatah mucikari Rp 20 ribu. Sisanya diberikan untuk pegawai yang bersih-bersih.
Pengungkapan praktik esek-esek tersebut bermula saat Kamid ditawari salah seorang mucikari (27/2). ”Saya nggak niat apa-apa, cuma mau jalan-jalan,” ucap Kamid. Namun, saat itu mucikari tersebut memberikan penawaran yang tidak bisa dia tolak. Yakni, dilayani seorang gadis belia. Kamid pun tergiur.
Dia lalu masuk ke salah satu wisma di Sememi. Mucikari lantas menawarkan Mawar. Kamid pun setuju.
Namun, praktik tersebut rupanya sudah terendus polisi. Satuan Reskrim dan Sabhara Polrestabes Surabaya yang melakukan operasi menangkap Kamid dan Mawar yang tengah berhubungan intim. Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga mengatakan, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya memang sudah mengantongi informasi tentang prostitusi di daerah tersebut. Pihaknya mengetahui bahwa aktivitas esek-esek di lokasi itu mulai aktif lagi.
”Makanya, kami langsung melakukan operasi gabungan dengan satuan sabhara,” tutur Shinto.
Sayang, mucikari Mawar berhasil kabur saat penggerebekan. Polisi belum mengetahui ke mana dia melarikan diri. ”Kami masih coba selidiki kembali ke mana mucikari ini kabur,” kata alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1999 itu. ( bin/c11/fal)