Jawa Pos

Kini, Seluruh Desa di Tulangan Bergabung

-

SIDOARJO – Pendapa Kecamatan Tulangan terlihat riuh Jumat malam (3/3). Maklum, saat itu, Camat Tulangan Abdul Wahib dan seluruh kepala desa (Kades) dari 22 desa se-Kecamatan Tulangan hadir untuk melanjutka­n program positif Desa Melangkah.

Dengan demikian, Tulangan menjadi kecamatan pertama yang mengawali penandatan­ganan MoU program Desa Melangkah pada 2017. Banyak harapan untuk menyambut program yang dipelopori Universita­s Muhammadiy­ah Sidoarjo (Umsida), Jawa Pos, dan Pemkab Sidoarjo tersebut. Baik dari pemerintah desa maupun warga. Terutama yang bergerak dalam usaha kecil dan menengah (UKM).

Anes Afiatus Ullah, misalnya. Pengusaha pembuatan suvenir pernikahan asal Desa Modong itu berharap dampak program Desa Melangkah berimbas pada UKM milik warga. Melalui program tersebut, industri potensial di sejumlah desa bisa lebih dikenal

MELANGKAH

Setelah dikenal banyak orang, potensi usaha warga pasti berkembang. ’’Syukur-syukur lebih laris. Potensi ini harus terus disupport. Warga juga bisa saling menginspir­asi sehingga termoti vasi mencari usaha- usaha baru,” tuturnya.

Senada dengan Anes, Kepala Desa Modong Masduqi berharap potensi warga lebih berkembang melalui program itu. Dengan pengenalan produk unggulan serta program pemberdaya­an, usaha warga bisa semakin unggul. Apalagi, di Desa Modong, ada sejumlah UKM yang berdiri sejak puluhan tahun lalu. Hasil UKM tersebut cukup besar. ”Itu kan potensi. Program ini harus bisa mewadahi potensi tersebut biar lebih berkembang,” ucapnya.

Dia melanjutka­n, pemberdaya­an untuk perangkat desa harus menyesuaik­an kebutuhan setiap desa. Bisa jadi satu desa membutuhka­n pemberdaya­an terkait teknologi dan desa berikutnya memerlukan hal lain. ”Di Kecamatan Tulangan ini, ada 72 perangkat desa baru yang akan direkrut. Karena masih baru, sudah pasti mereka butuh pengembang­an lagi. Tapi, harus dilihat dulu mereka butuhnya apa, agar tepat sasaran,” terang Masduqi.

Kepala Desa Kenongo Muhammad Husain menambahka­n, selain mengembang­kan potensi desa, program itu harus bisa memancing potensi-potensi baru. ”Kami mendukung sekali. Programnya harus terus berjalan. Masih banyak potensi di desa kami,” ujarnya. Dia mencontohk­an batik tulis. Usaha tersebut tidak hanya satu. ”Ini kan bisa bergiliran diperkenal­kan satu per satu. Walaupun banyak, mereka punya ciri khas masing-masing, biar masyarakat umum tahu,” tuturnya. Bukan hanya batik, ada berbagai potensi usaha lain. Di antaranya, kuliner dan budi daya lele.

Camat Tulangan Abdul Wahib berharap program yang diusung dalam Desa Melangkah lebih difokuskan pada 2017. Tahun ini, yang perlu menjadi fokus adalah peningkata­n pelayanan serta pemberdaya­an masyarakat. ”Dua poin itu saja. Kalau digodok dengan maksimal dan fokus, dampaknya pada desa akan terlihat,” katanya.

Wahib menyatakan, dua hal itu menjadi dasar dalam setiap pemerintah­an desa. Warga mengingink­an pelayanan yang mudah dan cepat. Masyarakat berharap kapasitas pemerintah desa meningkat, terutama terkait hal yang mereka butuhkan. Misalnya, kemampuan untuk membuat usaha-usaha baru yang potensial dan kebutuhan sehari-hari dalam mengelola rumah tangga.

”Jika dua hal itu maksimal, nanti muncul dampak-dampak positif lain,” ujarnya. Di antaranya, kesejahter­aan masyarakat dan kemandiria­n desa. Dengan begitu, program Desa Melangkah akan makin selaras dengan visi-misi Bupati Sidoarjo Saiful Ilah. (uzi/c18/hud)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia