Tanggul Jebol, Kali Lamong Terjang Tujuh Desa
GRESIK – Ancaman banjir belum berhenti. Sejak Jumat dini hari kemarin (3/3), Kali Lamong kembali meluap ke desa-desa di sekitarnya. Sedikitnya tujuh desa terendam air.
”Ketinggian air bervariasi. Ratarata 20–50 sentimeter,” kata Camat Balongpanggang Purbo kemarin. Di Balongpanggang, genangan paling luas di Desa Pucung. Di wilayah itu, jalan poros desa terendam sejauh 350 meter. Ketinggian air rata-rata 50 sentimeter. Airnya deras. Bahkan, tujuh rumah warga terendam air.
Kepala Desa Pucung Choirul Anam menyampaikan, air mulai naik pukul 03.00. Semakin pagi air kian meninggi. Namun, pukul 16.00 kemarin, air mulai terpantau surut. ’’Sekarang geser ke hilir,” ujarnya.
Air mengalir ke wilayah Kecamatan Benjeng. Tiga desa yang terdampak adalah Sedapurklagen, Deliksumber, dan Kedungrukem. Camat Benjeng Nuryadi mengaku sudah memantau kondisi tersebut. Dia memperkirakan, kemungkinan air menggenang tidak lama. Indikasinya, kata dia, debit air sudah surut di wilayah Balongpanggang. Namun, dia terus melakukan antisipasi dengan siap siaga di kantor kecamatan.
”Malam ini (kemarin, Red) kami jaga di kantor kecamatan. Jaga-jaga kalau air makin besar,” ujar Nuryadi.
Kepala BPBD Gresik Abu Hasan menjelaskan, bencana kemarin terjadi akibat banjir kiriman dari wilayah Mojokerto. Dia mengungkapkan, luapan terjadi karena ada tanggul Kali Lamong yang jebol di Mojokerto. ’’Ini adalah banjir kiriman dari daerah hulu,” jelas Abu Hasan.
Gresik masih mewaspadai potensi bencana banjir. Menurut Abu Hasan, selama intensitas hujan masih tinggi di daerah hulu, banjir masih berpotensi terjadi. Itu banjir kali ketiga selama 2017. Sebelumnya, Fe- bruari lalu, banjir dua kali menerjang Gresik Selatan. Yaitu, 2 Februari dan 16 Februari. Saat itu, banjir besar dari luapan anak Bengawan Solo tersebut meren- dam belasan desa di wilayah Balongpanggang, Cerme, dan Menganti. Ratusan rumah dan ribuan hektare tanaman padi milik petani terendam. (mar/c6/roz)