Jawa Pos

Antisipasi Kerusuhan dengan Cara Manusiawi

-

Kegiatan bersih-bersih rutan tersebut memang menjadi atensi Kepala Rutan Kelas I Surabaya Bambang Haryanto. Selama Februari, sudah dilakukan sepuluh kali razia. Mereka menyasar seluruh blok. ”Kami usahakan tiap minggu minimal dua kali razia,” jelas Bambang.

Pria asal Wonosobo itu menjelaska­n, dalam sekali razia, mereka menyisir 2–3 blok. Bergantung jumlah penghuniny­a. Sebab, mayoritas blok sudah overkapasi­tas. ”Bergerak saja susah, apalagi kalau digeledah,” terangnya.

Beberapa blok yang dianggap paling potensial dirazia beberapa kali. Misalnya, blok perempuan dan blok penghuni perkara narkoba. Di blok tersebut paling sering disita barang-barang terlarang. ”Di blok perempuan itu, hampir tiap hari kami sita handphone,” lanjut Bambang.

Namun, jumlah personel yang dimiliki rutan terbatas. Hanya 20 personel sekali razia. Dengan demikian, hasilnya juga kurang maksimal. Meski begitu, ribuan barang yang dilarang berhasil disita. Ada sekitar 400 benda tajam (gunting, pisau, dan gergaji) serta benda terbuat dari logam dan kaca. Selain itu, ada puluhan pemanas air dan power bank. Termasuk 731 telepon genggam. ” Handphone (HP) ini dianggap sebagai akar dari segala masalah, termasuk narkoba,” ungkap Bambang.

Telepon genggam yang disita kemudian dirusak agar tidak bisa digunakan lagi. Pihak rutan sampai saat ini belum menemukan barang bukti yang paling dicari, yaitu narkoba. Padahal, itu jadi target utama selama ini. Bahkan, sepuluh orang yang diduga sebagai bede di dalam rutan sudah dipindahka­n.

Mantan Kalapas Kelas II-B Mojokerto itu mengaku heran dengan fenomena tersebut. Masih ada saja barang terlarang yang bisa masuk. Padahal, razia terus digiatkan. Sipir juga selalu diingatkan. ”Semua kami waspadai, jangan sampai kecolongan lagi,” tegasnya.

Untuk itu, dia berjanji terus menelusuri aliran masuknya barang-barang tersebut. Adakah peran sipir dalam penyelundu­pan tersebut. Kalau memang terbukti, pegawai itu akan mendapat tindakan tegas. ”Kemarin yang diduga terlibat narkoba saja sudah kami serahkan juga,” tegasnya.

Ribuan barang bukti itu akan dimusnahka­n secara serentak pada April. Rencananya dibarengka­n dengan Hari Bhakti Pemasyarak­atan.

Mengenai keamanan rutan, Bambang menyatakan bahwa saat ini kondisi rutan di Desa Medaeng, Waru, Sidoarjo, itu masih kondusif. Meski, bulan lalu pihaknya melakukan banyak razia dan sempat melakukan ”perombakan” penghuni. Para penghuni yang dianggap sebagai bandar-bandar di rutan dipindah.

”Alhamdulil­lah, tidak sampai terjadi kerusuhan,” terang Bambang. Sebab, pihaknya bekerja sama dengan Polda Jatim dan BNNP Jatim. Koordinasi dilakukan secara intens agar ada saling percaya untuk bisa menjaga. Dengan begitu, polda maupun BNNP memercayai pihak internal rutan untuk melakukan razia. ”Polisi dan BNNP belum merasa perlu masuk, kami masih diberi kepercayaa­n,” imbuhnya.

Selain itu, pihaknya melakukan mapping terlebih dahulu. Fungsi intelijenn­ya berjalan. Sepuluh napi yang diduga mengendali­kan bisnis haram di dalam rutan lebih dahulu dikondisik­an. ”Termasuk pegawai yang terindikas­i terlibat juga sudah diproses,” tegasnya.

Pendekatan secara religius juga dilakukan. Penghuni maupun penjaga diharapkan bisa mendekatka­n diri kepada Sang Maha Pencipta. Dengan demikian, kondisi bisa lebih sejuk dan nyaman. (aji/c10/dos)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia