Malah Hebat kalau Bertemu Lawan Kuat
LIVERPOOL sering memble saat melawan tim medioker. Tapi tak tersentuh kekalahan kala melawan tim elite penghuni papan atas. Dari delapan pertemuan, mereka lima kali menang dan sisanya imbang. Berikut rekam jejak performa The Reds saat melawan tim elite Premier League. (ren/c9/ham) Arsenal LIVERPOOL – Musim ini, tak ada yang lebih menyenangkan bagi Kopites –fans Liverpool– selain ketika tim kesayangannya menjalani big match di Premier League. Sebab, James Milner dkk tidak pernah sekali pun mengecewakan pendukungnya ketika menghadapi tim elite. Tak terkalahkan. Beda kalau harus menghadapi tim papan bawah, sering kali mengecewakan. Karena itu, pekan ini men jadi momen yang menyenangkan bagi fans Liverpool. Tim itu akan menjamu Arsenal di Anfield dini hari nanti (siaran langsung RCTI/ beIN Sports 1 pukul 00.30 WIB).
Berkaca pada hasil di paro musim pertama, rasanya ada peluang untuk menang. Di Emirates, Liverpool mempecundangi Arsenal 4-3 pada laga pembuka musim 2016–2017 ( 14/ 8). ” Kini kami berkesempatan berjumpa mereka (Arsenal, Red) lagi. Dari sini, kami menatap ke depan,” kata penjaga gawang Liverpool Simon Mignolet sebagaimana dilansir Mirror.
Bisa kembali menjegal Arsenal akan menjadi catatan tersendiri bagi Liverpool. Sebab,
back-to-back menang atas klub berjuluk The Gunners itu jarang dilakukan Liverpool. Liverpool kali terakhir melakukannya pada era Gerard Houllier. Musim 1999– 2000, Liverpool mampu menang
home dan away atas Arsenal. Namun, Mignolet menilai hasil di Emirates tidak bisa dijadikan patokan bahwa laga dini hari nanti menjadi milik timnya lagi. ”Ini adalah permainan baru (melawan Arsenal, Red), dimulai lagi 90 menit bermain dan akhir pekan ini akan menjadi satu-satunya hal terpenting bagi kami,” tutur pemain berkebangsaan Belgia itu.
Ya, Liverpool baru saja terluka setelah dipecundangi juara bertahan Leicester City 1-3 di King Power, Leicester, 28 Februari lalu. Kekalahan itu membuat Liverpool hampir terlempar dari persaingan lima besar pada klasemen sementara Premier League. Di posisi kelima, tim itu cuma terpaut gap satu poin dengan Manchester United yang masih menyimpan satu laga.
Kepada situs resmi klub, mantan bek Liverpool Sami Hyypia mengatakan, menghadapi Arsenal merupakan kans terbaik bagi The Reds –julukan Liverpool– untuk bangkit. Dalam analisis Hyypia, tim raksasa tidak akan bermain dengan menumpuk sembilan atau se- puluh pemainnya di area pertahanan serta menyerang via serangan balik. Begitu juga Arsenal sebagai salah satu klub penganut attacking football di Premier League.
”Tim seperti Arsenal, Chelsea, ataupun United bermain dengan gayanya sendiri. Tidak peduli menghadapi tim besar atau kecil. Saya nilai itu dapat membantu kami bermain bagus saat menghadapi tim besar,” tuturnya.
Untuk memulainya, sisi kiri Arsenal bisa dimanfaatkan. Sisi tersebut paling lemah di pertahanan Arsenal. Nacho Monreal atau Kieran Gibbs sama-sama sering tidak berada dalam form terbaik. Alex Iwobi pun bukan tipikal pemain yang bersedia turun untuk membantu di sayap kiri lini pertahanan. Kolaborasi Sadio Mane dan Adam Lallana akan menjadi momok bagi sisi kiri Arsenal. Sisi kanan menyumbang 36 persen alur serangan di Liverpool. Apalagi, Mane atau Lallana sama-sama masuk tiga besar pencetak gol serta penyumbang assist terbanyak dengan total 18 gol dan 11 assist. Mane mencatat 11 gol dan 4
assist, sementara Lallana 7 gol dan 7 assist di Premier League. Masalahnya, Liverpool mungkin bermain tanpa Jordan Henderson. Hendo –sapaannya– diragukan tampil menyusul cedera memar di kaki. Sang kapten absen saat Liverpool kalah oleh Leicester.
Saat berbicara kepada BBC One Kamis malam waktu setempat (2/3), pelatih Liverpool Juergen Klopp menyebut finis di zona Liga Champions sebagai target timnya. Hasil Maret dapat menjadi indikatornya. Sebab, sering kali posisi Maret mencerminkan posisi di akhir musim. Kini Liverpool berada di posisi kelima, di luar zona Liga Champions.
Jika mengalahkan Arsenal, Liverpool dapat membuka kans bersaing di empat besar. Klopp pun ingin anak buahnya melampiaskan kemarahan pascakalah oleh Leicester kepada Arsenal. (ren/c11/ham)