Efek Kejutan Dulang Angka
Robot mampu tampil sebagai penghibur. Contohnya ERISA. Humanoid buatan empat mahasiswa PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) itu spesial.
NAMANYA ERISA. Singkatan dari EEPIS Robot Intelligent Sense of Art. EEPIS adalah nama PENS di luar negeri. Kepanjangannya Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya. Karena itu, seluruh robot buatan PENS selalu berawalan huruf E. Tapi, ERISA didesain lebih unik. Bisa menari.
Tim pembuat robot ERISA terbentuk sejak 2010. Tepatnya, ketika panitia Kontes Robot Indonesia (KRI) menambahkan satu kategori baru, robot seni. Sebagai politeknik elektronika, tentu PENS tidak melewatkan tantangan tersebut.
Tim yang digawangi empat mahasiswa itu kini diketuai Citra Larasati, mahasiswi semester VI D-4 Telekomunikasi PENS. Anggotanya Wulandari Puspitasari, Agung Sugiarto, dan Ibrahim Robbaniy. Dengan bimbingan dosen mekatronika Novian Fajar Satria, mereka terus memperbarui teknik menari robot ERISA.
Dosen yang akrab disapa Ovin itu menyatakan, anggota tim robot berasal dari berbagai jurusan. Misalnya, di ERISA. Selain jurusan telekomunikasi, ada juga yang dari mekatronika dan elektronika. Gabungan ilmu dari berbagai jurusan itu membentuk satu robot utuh.
Bukan anak PENS namanya kalau cuma mengikuti arahan juri. Kunci memenangkan lomba adalah inovasi. Untuk itu, tim selalu berupaya memberikan kejutan-kejutan terbaik di setiap penampilan.
Misalnya, pada Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) 2016. Tema yang ditentukan juri adalah tari topeng Betawi. Para perancang ERISA menambahkan detail unik. Salah satunya, sebelum menari, robot memasangkan topeng ke wajahnya sendiri.
Wow keren. Bagaimana caranya? Magnet. Itu kuncinya. Bagian wajah, topeng, dan tangan robot diberi magnet. Kekuatan magnet di wajah lebih besar daripada di tangan robot. Jadi, ketika sudah berada di depan muka, topeng tertarik magnet di wajah robot dan terlepas dari magnet di tangannya. ”Itu ide anak-anak, lalu dicoba diaplikasikan, ternyata bisa,” ucapnya.
Penggunaan magnet juga diaplikasikan pada selendang di pinggang robot. Di tengah permainan, tangan robot bergerak ke belakang tubuhnya. Lalu, magnet di selendang menempel pada tangan. Selanjutnya, robot bergerak dengan selendang tertempel di tangan. Mirip penari sungguhan. ”Untuk membuatnya, kami tentu memperhitungkan kekuatan magnet. Lipatan selendang juga harus pas,” papar Citra.
Gerakan tari robot tak luput dari inovasi. Sejak 2013, KRSTI diwajibkan menggunakan dua robot. Gebrakan PENS membuat robot bisa berputar selaras mengelilingi satu sama lain. Begitu pula aksesori yang mereka buat sendiri. Bagian kepala menggunakan kepala Barbie yang dipotong. Namun, untuk topeng dengan detail tertentu, mereka memesan dari perajin di Jogjakarta.