Jawa Pos

Atasi Kelemahan Medsos

-

HINGGA saat ini, Imooji mengandalk­an web based dan belum merambah aplikasi. Salah satu penyebabny­a, aplikasi memiliki kelemahan mendasar. Yakni, pasarnya sudah jenuh.

Menurut Mujianto, salah satu kelemahan aplikasi adalah hanya diunduh ketika orang membutuhka­n. Jika sudah tidak dibutuhkan, aplikasi sangat mungkin akan dihapus pengguna. ’’Bisa bikin lemot. Ini alasan kami nggak bikin aplikasi,’’ jelas suami Angeline Harjono tersebut.

Selain itu, jika menggunaka­n aplikasi, pengguna harus mengunduhn­ya agar bisa melihat konten yang dibagikan pengguna. Hal tersebut berpotensi membatasi penyebaran konten yang ingin dibagikan pengguna Imooji.

Mujianto berharap Imooji bisa menjadi sarana pengenalan produk dan layanan yang terarah. ’’Misal orang ingin tahu produk tertentu, tinggal search di Imooji, lalu bisa ketemu di sana. Itu bisa terjadi saat jumlah pengguna Imooji sudah banyak seperti peng- guna Instagram,’’ katanya.

Hal tersebut bisa terjadi lantaran mayoritas pelaku usaha rintisan mengandalk­an pemasaran online. Tantangan Imooji saat ini adalah mengedukas­i pasar.

’’Di sini, masyarakat masih susah membedakan Imooji dengan marketplac­e (seperti Lazada atau Tokopedia, Red),’’ ungkap Junaidi.

Jadi, beberapa kali mereka harus turun langsung untuk membuatkan Imooji bagi pengguna agar mereka memahami cara kerja Imooji. ’’Kami juga mencoba Imooji bisa mengatasi persoalan pemasaran. Salah satunya, mengatasi tren media sosial yang terus berubah,’’ ucap Mujianto.

Imooji juga didesain untuk mengatasi kelemahan berpromosi di sosial media. Di antaranya, harus follow lebih dulu jika akun tersebut di- private. Tanda pagar ( hashtag) kadang juga tidak cukup membantu karena jika kata kuncinya salah, bisa produk lain yang muncul.

’’Selain itu, sulit sekali memonitor berapa viewer- nya. Berbeda dengan Imooji yang bisa terlihat secara jelas,’’ ujarnya. (vir/c23/noe)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia