Jawa Pos

Karena Manusia Adalah Suara Hewan

Kekeringan berkepanja­ngan di Kenya membuat Patrick Mwalua gusar bukan kepalang. Bukan karena dia terancam kelaparan. Namun, kawanan gajah, banteng, dan zebra di Taita Hills terancam mati kehausan. Tragedi yang pernah dia saksikan saat kemarau panjang meng

-

”SEMUA itu sangat menyedihka­n. Saya menyaksika­n hewan-hewan tersebut mati dengan mata saya sendiri dan saya tidak pernah berhenti menyesalin­ya. Saya tak mau hal itu terulang,” ujar pria 41 tahun tersebut. Ketika itu, 40 persen hewan yang menghuni Taman Nasional Tsavo Barat mati karena dehidrasi. Taita Hills, kawasan perbukitan yang biasanya hijau dan berlimpah air, berubah gersang.

Kali ini, Taita Hills kembali kering. Satu-satunya mata air yang tersisa sejak musim hujan batal datang pada November lalu mulai kering kerontang. Kawanan gajah, banteng, dan zebra yang berlanggan­an minum di sana akhirnya menghampir­i permukiman warga dan menjadi ancaman manusia. Mereka mengambil alih kampung demi mendapatka­n air minum.

Fenomena itu membuat Mwalua memutar otak. Dia tidak mau hewan-hewan yang dahaga tersebut justru berakhir di tangan manusia. Sebab, wajar jika warga kampung bermusuhan dengan hewanhewan itu. Dalam sekali minum, seekor gajah bisa menghabisk­an 190 liter air. Padahal, gajah tidak pernah muncul sendirian. Ia pasti mengajak kawanannya. Jadi, habislah persediaan air warga.

Lalu, menyediaka­n air untuk hewanhewan yang terancam dehidrasi itu menjadi prioritas Mwalua. Karena tak mungkin memanggil hujan, petani kacang tersebut mendatangk­an air. Ya, dia ”membeli” air dengan biaya USD 250 (sekitar Rp 3,3 juta) yang diperoleh dari donatur asing. Uang tersebut digunakan untuk menyewa truk tangki biru. Dengan truk tersebut, dia me- mindahkan air ke Taita Hills.

Tidak mudah bagi Mwalua untuk memindahka­n air ke perbukitan Tsavo Barat tersebut. Dia harus menempuh perjalanan 70 kilometer menuju Danau Jipe di perbatasan Kenya dan Tanzania. Sejam mengemudi, dia berhasil memindahka­n 12.000 liter air ke Taita Hills. Truk biru yang dikemudika­n Mwalua tersebut menjelma oase bagi kawanan hewan.

Kedatangan truk tangki air itu langsung mengakhiri permusuhan hewan dan warga kampung. ”Kita adalah suara bagi para hewan,” kata Mwalua.

Dengan bantuan seorang teman berkebangs­aan Amerika Serikat (AS), pria yang menderita gagal ginjal dan harus cuci darah dua kali tiap pekan tersebut lantas menggalang dana lewat GoFundMe. Saat ini dana yang terkumpul mencapai USD 200 ribu atau setara Rp 2,6 miliar. ” Ini mencengang­kan,” ucap nya. ( AFP/ hep/ c16/ sof )

 ?? STRINGER/AFP PHOTO ?? PEDULI: Gajah mendekati tangki air bersih di Tsavo West National Park, Kenya. Foto kiri, Patrick Mwalua di truk biru penyedia air bersih bagi satwa.
STRINGER/AFP PHOTO PEDULI: Gajah mendekati tangki air bersih di Tsavo West National Park, Kenya. Foto kiri, Patrick Mwalua di truk biru penyedia air bersih bagi satwa.
 ?? STRINGER/AFP PHOTO ??
STRINGER/AFP PHOTO

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia