Jawa Pos

Menjadi Pengajar Tari sejak Umur 12 Tahun

Tak banyak anak muda yang seperti Ni Putu Ayu Aneska Rastini Dewi, 18. Di usianya yang masih belia, gadis Tabanan tersebut sudah mengabdika­n diri untuk seni dan budaya Bali.

- DEWA RASTANA,

RAMAI dan riuh. Itulah dua kata yang menggambar­kan suasana kediaman Ni Putu Ayu Aneska Rastini Dewi. Bagaimana tidak, setiap dua kali dalam seminggu, ada puluhan anak yang datang untuk berlatih tari di Sanggar Putra Ayu di Banjar Lodalang, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan.

Ya, di umur yang terbilang masih sangat muda, Ayu sudah mampu membuka sanggar kursus tari Bali dan menjadi pengajar di sana. Bahkan, jumlah siswa di sanggarnya kini mencapai 150 orang. Hobi menari Bali sejak umur 5 tahun menjadi faktor utama dibukanya sanggar itu.

Kepada Bali Express ( Jawa Pos Group), dara cantik kelahiran Marga, 20 Januari 1999, tersebut menuturkan bahwa sejatinya Sanggar Putra Ayu dibuka pada 2009 oleh sang ayah yang memang berkecimpu­ng di dunia seni, terutama karawitan.

Saat itu jumlah siswa baru beberapa orang karena sang ayah hanya menguasai beberapa jenis tarian. Setelah berjalan selama dua tahun, Ayu mengambil alih sanggar dan menjadi pelatih tari di sana. ”Di umur 12 tahun saya sudah mulai mengajar tari. Saat itu siswanya baru sekitar 20 anak SD,” ujarnya.

Ayu menambahka­n, kegiatan mengajar tari tersebut berlanjut hingga kini dia berumur 18 tahun. Bahkan, kini dia memiliki 150 siswa dan biasa berlatih tari seminggu dua kali. Yakni, setiap Kamis dan Minggu. Siswa Ayu pun berasal dari berbagai kalangan. Mulai siswa TK, SD, SMP, SMA, hingga masyarakat umum yang usianya terbilang dewasa. ”Di sanggar ini, ada tiga tingkat, yaitu tingkat A, B, dan C. Setiap tahun ada ujian kenaikan tingkat,” sambungnya.

Ayu tak pernah merasa bosan mengajar tari di sanggarnya meski setiap saat ada siswa pemula yang baru belajar dari nol. Sebab, selain hobi menari, Ayu selalu menekankan pada dirinya sendiri bahwa apa yang dilakukan adalah ngayah. Jadi, semua harus dijalani dengan tulus dan ikhlas. ” Yang namanya mengajar kan memang susahsusah gampang. Apalagi, banyak yang memang belajar menari dari nol. Jadi harus sabar dan tetap semangat untuk melatih mereka,” terangnya.

Kendati demikian, siswi kelas XII SMAN 1 Tabanan tersebut mengaku tidak memiliki trik khusus untuk mengajar siswanya. Menurut dia, setiap orang memiliki kemampuan masingmasi­ng. Ada siswa yang cepat menyerap apa yang diajarkan, ada pula siswa yang memang lambat. ”Kuncinya hanya bagaimana kita memberikan mereka motivasi agar semangat belajar menari sampai bisa,” tambahnya.

Ayu pun menunjukka­n bahwa menjadi seorang pengajar atau guru tidak harus menyandang gelar sarjana dulu, tetapi lebih ke rasa untuk berbagi. Gadis yang sudah bisa menguasai hampir seluruh tari Bali itu tidak pelit berbagi ilmu. Karena itu, di usianya yang masih sangat muda, Ayu sudah menjadi salah satu pengajar tari di Tabanan yang paling dicari, disamping memang sebagai penari asal Tabanan yang sudah meraih penghargaa­n di berbagai ajang.

Selain diikuti siswa TK, SD, dan SMP yang secara rutin berlatih. Tak sedikit pula siswa SMA dan masyarakat umum yang meminta jasa Ayu dibuatkan gerakan tarian kreasi. ”Kalau di sini istilahnya privat. Biasanya kalau anak-anak SMA kan ada praktik menari. Mereka banyak yang ke sini. Ada juga ibu-ibu kantoran dan pegawai rumah sakit yang memang akan ada acara. Jadi, mereka perlu berlatih tari,” paparnya.

Bergabung di sanggar tersebut tidak perlu biaya tinggi. Peserta cukup membayar Rp 25.000 untuk pedaftaran dan Rp 5.000 setiap latihan. Untuk privat, biayanya bisa Rp 20.000.

Biaya yang terkumpul tidak sematamata masuk ke kantong pribadi Ayu, tetapi digunakan untuk membeli pakaian tari. Dengan begitu, apabila ada pementasan, anggota sanggar tidak perlu menyewa pakaian tari lagi. ”Karena memang dari awal kami tidak semata-mata bergerak untuk mencari keuntungan. Jadi, uang yang terkumpul dari siswa digunakan keperluan sanggar seperti membeli kostum tari. Dan itu saya beli sedikit demi sedikit,” ujarnya. (ras/c21/ami)

 ?? DEWA RASTANA/BALI EXPRESS ?? PEWARIS BUDAYA: Ni Putu Ayu Aneska Rastini (baju cokelat tengah) melatih anakanak kecil di Sanggar Putra Ayu miliknya.
DEWA RASTANA/BALI EXPRESS PEWARIS BUDAYA: Ni Putu Ayu Aneska Rastini (baju cokelat tengah) melatih anakanak kecil di Sanggar Putra Ayu miliknya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia