Terorisme Jadi Perhatian Serius
KTT IORA Edisi Pertama di Jakarta
JAKARTA – Rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indian Ocean Rim Association (IORA) dimulai di Jakarta Convention Center ( JCC) kemarin (5/3). Dimulai dengan pertemuan pejabat tinggi, delegasi tiap-tiap negara menyodorkan poin-poin yang akan dituangkan dalam Jakarta Concord. Masalah terorisme menjadi salah satu pokok pembahasan dalam event yang berlangsung 5–7 Maret itu.
Desra Percaya, ketua delegasi Indonesia, menyatakan bahwa IORA sangat penting untuk memperkuat kerja sama antarnegara di kawasan Samudra Hindia. ”Dengan menjadi tempat 70 persen perdagangan internasional, Jakarta Concord akan memegang peran besar dalam peningkatan keselamatan dan keamanan perdagangan internasional,” ujarnya.
Pertemuan tingkat tinggi di Jakarta tersebut adalah KTT pertama IORA. Diselenggarakan tahun ini bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-20 organisasi itu. Tema yang diambil tahun ini adalah ”Strengthening Maritime Cooperation for a Peaceful, Stable and Prosperous Indian Ocean”.
”Sesuai dengan temanya, tentu saja ada keterikatan antara politik, keamanan, dan ekonomi. Politik dan keamanan yang stabil memungkinkan ekonomi stabil. Begitu juga sebaliknya,” jelas dia.
Poin lain yang menjadi highlight para peserta KTT adalah isu terorisme. Desra mengatakan, terorisme kini sudah menjadi isu global yang mendesak untuk segera ditangani. Tidak sedikit negara yang sudah menjadi korban. Termasuk Indonesia dan banyak negara lainnya.
”Meskipun IORA awalnya fokus ke ekonomi, merebaknya isu ini membuat kita juga harus melakukan antisipasi dengan mempererat kerja sama dengan negara anggota,” tuturnya.
Desra yang juga Dirjen AsiaPasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri menjelaskan bahwa dengan dibahasnya isu terorisme di KTT IORA, diharapkan IORA bisa lebih responsif terhadap terorisme. ”Ini nanti dituangkan dalam Declaration on Preventing and Countering Terrorism and Violence Extremism,” ucapnya.
Selain terorisme, ada enam poin utama dan dua poin crosscutting yang turut dibahas dalam pertemuan tingkat pejabat tinggi kemarin. Enam poin tersebut, kata Desra, merupakan penajaman prioritas IORA pada 2011. Mulai maritime safety and security, investment facilitation, disaster, fisheries, science and technology, dan tourism. Dua crosscuttingnya adalah women’s economic empowerment dan blue economy.
Dalam kesempatan yang sama, para pejabat tinggi itu juga membahas hukum internasional. Menurut Desra, adanya rujukan mengenai penghormatan hukum laut internasional atau United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 diharapkan bisa jadi rules of the game yang berlaku di Samudra Hindia. Terkait dengan hukumannya jika terjadi pelanggaran, jelas Desra, hingga saat ini masih belum ada hukuman yang diberlakukan.
Setelah melalui pembahasan di tingkat pejabat tinggi, poin-poin tersebut akan dilaporkan ke pertemuan tingkat menteri hari ini (6/3). Selanjutnya kembali dibahas dan disahkan di tingkat kepala negara besok (7/3). (and/c9/ang)