Konjen Jepang Gelar Lomba Kanji
SURABAYA – Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya kembali mengadakan kompetisi Kanji Cup. Kegiatan yang telah berlangsung selama 15 tahun itu diadakan di Gedung Graha Widya Universitas 17 Agustus 1945.
Peserta kompetisi berasal dari lima provinsi di Indonesia. Mereka adalah mahasiswa jurusan sastra Jepang, siswa SMA/SMK, dan beberapa murid tempat kursus bahasa Jepang di Jawa Timur.
M. Akkrom, salah seorang peserta, mengaku mempersiapkan diri sejak lama sebelum kompetisi berlangsung. Siswa kelas XII MA Darul Ulum Sidoarjo itu menyatakan tidak gentar meski lawannya mahasiswa. ” Ya, dicoba dulu untuk tambah pengalaman,” ujarnya kemarin (5/3).
Akkrom menyatakan belajar bahasa Jepang sejak kelas X. Selain itu, dia mengikuti klub Jepang di sekolahnya
Setiap jam pelajaran berakhir, mereka berkumpul untuk belajar bersama. Termasuk mempersiapkan diri untuk menghadapi lomba kemarin.
Menurut Akkrom, budaya Jepang memberikan dampak positif terhadap dirinya dan temanteman. Terutama soal kedisiplinan dan kerja keras. ”Kami di sekolah sudah menerapkan anti terlambat,” ungkap siswa yang ingin melanjutkan studi ke sastra Jepang itu.
Dalam kompetisi tersebut, setiap tim yang terdiri atas dua orang harus menjawab pertanyaan dari juri. Ada dua jenis penilaian. Pertama, menjawab pertanyaan dan dinilai salah benarnya. Kedua, adu cepat menjawab pertanyaan.
Setiap sesi, ada empat kelompok yang bertanding. Kemudian, juri memberikan pertanyaan melalui layar dan dibacakan oleh MC. Para peserta diminta menuliskan kanji dari setiap pertanyaan yang diajukan. Seluruh pertanyaan dan aturan menjawab disampaikan dalam bahasa Jepang.
Ketegangan semakin terasa karena waktu menjawab dibatasi. Selain itu, beberapa pertanyaan memiliki jawaban lebih dari satu. Para peserta harus menjawab semua pertanyaan untuk mendapatkan nilai maksimal. Peserta yang paling banyak menjawab akan keluar sebagai pemenang dan berhak membawa pulang piala bergilir Kanji Cup.
Melihat antusiasme peserta, Konsul Jenderal Jepang di Surabaya Yoshiharu Kato menyampaikan apresiasi. Itu menunjukkan semakin banyak siswa yang tertarik dengan budaya Negeri Sakura tersebut. ”Dua tahun ini pesertanya semakin bertambah,” tuturnya.
Menurut Kato, kanji memiliki tingkat kesulitan yang berbedabeda. Untuk perlombaan kemarin, itu merupakan tingkat paling sederhana di Jepang. Namun, Kato mengaku bahwa dirinya juga semakin sulit menghafal huruf tersebut. ”Tapi, saya bangga banyak yang suka dan ingin melanjutkan studi ke Jepang,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan Sumber Daya Manusia Untag Retno Hastianti menjelaskan, kegiatan kemarin merupakan salah satu kelanjutan kerja sama antara kampus dan pemerintah Jepang. Selama ini, banyak alumnus sastra Jepang Untag yang bekerja di perusahaan Jepang, pemerintahan, maupun KBRI. ”Ini juga dalam rangka mengenalkan bahasa Jepang kepada siswa-siswa Indonesia karena Jepang sudah masuk bahasa yang diakui PBB,” terangnya.
Tidak hanya itu, kerja sama juga dilakukan dalam bentuk pertukaran pelajar dan hibah. Salah satunya Waku Project. Profesor dari Jepang mengajar di Untag dan melakukan penelitian bersama. ”Secara khusus, kami juga mewakili Surabaya untuk bekerja sama dengan pemerintah Jepang,” imbuhnya.
Selama ini, Surabaya telah memiliki hubungan kerja sama dengan beberapa kota di Jepang. Misalnya, dengan Kitakyutsu untuk proyek perbaikan lingkungan. Juga dengan Fukuoka untuk proyek kebun binatang.
Retno berharap bentuk-bentuk kerja sama antara Untag dan Jepang bisa terus dikembangkan. Begitu pula kegiatan Kanji Cup. Saat ini, peserta datang dari lima provinsi di Indonesia. Harapannya, ke depan bisa semakin banyak lagi. ”Kami turut serta menyebarkan pengetahuan yang ada,” tandasnya. (ant/c6/dos)