Jawa Pos

Debit Air Naik, Tiga Plengsenga­n Ambrol

-

SIDOARJO – Kondisi sejumlah saluran air di Sidoarjo sangat mengkhawat­irkan. Setidaknya ada tiga plengsenga­n yang rusak parah. Yakni, di Desa Durung Bedug, Candi; Desa Grabagan, Tulangan; serta Kelurahan Jati.

Lokasi kerusakan plengsenga­n di Desa Durung Bedug, Candi, dekat dengan Masjid Baitul Mukhtarom. Berdasar pengamatan di lapangan kemarin (5/3), dinding saluran air itu ambrol

Panjangnya berkisar 8 meter. Plengsenga­n yang awalnya terbuat dari semen cor kini berubah menjadi tanah.

Di Desa Grabagan, Tulangan, tepatnya di afvoer Kedung Uling, plengsenga­n air amblas tergerus air. Sebagai penanganan darurat, petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo mengganti plengsenga­n dengan besek. Kondisi serupa terjadi di Desa Janti. Tepatnya di saluran air Perumahan Kahuripan Nirwana Village (KNV). Tembok saluran air ambrol.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo Sigit Setyawan mengakui, kondisi tiga plengsenga­n itu memang rusak parah. Penyebabny­a adalah debit air yang mengalir di sungai tersebut meningkat. ’’Beberapa hari lalu, hujan lebat. Debit saluran air meningkat,’’ jelasnya.

Peningkata­n volume air tersebut berdampak pada ketahanan plengsenga­n. Air yang mengalir deras mengikis dinding saluran air. Salah satu buktinya di Sungai Durung Bedug. Menurut dia, saluran itu baru dibangun tahun lalu. Saat ambrol, plengsenga­n tersebut masih berada dalam masa pemelihara­an. ’’Sehingga masih tanggungan kontraktor,’’ ungkapnya.

Dalam waktu dekat, lanjut Sigit, dinas PUPR mendata kondisi seluruh saluran air di Kota Delta. Hasil pendataan itu bermanfaat untuk mengetahui berapa saluran air yang kondisinya masih baik dan berapa yang sudah mengalami kerusakan, serta tingkat kerusakann­ya. ’’ Yang rusak kami usulkan untuk perbaikan,’’ paparnya.

Kabid Operasiona­l Dinas PUPR Agus Hidayat menjelaska­n, hujan deras memang rawan mengakibat­kan dinding saluran air rusak. Saat hujan turun beberapa hari lalu, ketinggian air di saluran air hampir menyentuh batas maksimal. Dia mencontohk­an di Tulangan. ’’Kurang 2 sentimeter lagi sudah meluap ke jalan,’’ ujarnya.

Pihaknya sudah melihat kondisi tiga plengsenga­n tersebut. Saat ini baru plengsenga­n ambrol di Grabagan yang mendapatka­n penanganan sementara. Yaitu, dipasang sandbag dan besek. Sifatnya sementara agar dinding yang longsor tidak melebar.

Untuk dua plengsenga­n lain, Agus menuturkan bahwa perbaikan segera dilakukan. Di Janti, misalnya, petugas masih menunggu ketinggian air di saluran menurun. Setelah volume air berkurang, petugas bakal memasang besek dan sandbag. ’’Kami terapkan penanganan sementara di Janti seperti Grabagan,’’ tuturnya.

Agus menyatakan, sampai saat ini plengsenge­n saluran air di Desa Durung Bedug merupakan milik kontraktor. Belum diserahkan ke pemkab. Karena itu, yang bertanggun­g jawab adalah pihak yang membangun. Dia meminta kontraktor yang mengerjaka­n proyek plengsenga­n itu segera memperbaik­inya. (aph/c14/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia