Jawa Pos

Industri Mamin Makin Manis

Terus Tumbuh Baik Skala Kecil maupun Besar

-

GRESIK – Pertumbuha­n industri makanan dan minuman (mamin) semakin pesat. Produsen mamin berbahan jahe, temulawak, kunyit, dan sejenisnya kian menjamur di Gresik.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik mencatat, pada 2017 pertumbuha­n usaha minuman tradisiona­l terlihat dari jumlah pemohon sertifikat pangan industri rumah tangga (PIRT) yang masuk. Sedikitnya ada 11 permohonan baru untuk mamin. Empat di antaranya pengusaha minuman tradisiona­l.

Ketua Komunitas Pelopor Usaha Gresik (KPUG) M. Fahmi Ismail membenarka­n bahwa usaha minuman tradisiona­l memang sedang ngetren. ’’Pengusahan­ya semakin banyak,’’ katanya. Fahmi menyebutka­n, sekarang ada 170 pengusaha minuman tradisiona­l di Kota Pudak. Produknya beragam. Semuanya bisa eksis di pasar.

Fahmi menambahka­n, pertumbuha­n industri mamin tertolong kekayaan alam Gresik. Tidak sulit mencari bahan baku produksi mamin tradisiona­l. Pertanian di sekitar kawasan Gresik Utara masih subur. Produknya banyak. ’’Persaingan­nya sekarang ada di khasiat dan rasa,’’ papar Fahmi yang juga pengusaha minuman temulawak tersebut.

Tahun 2016, lanjut dia, merupakan titik pertumbuha­n usaha minuman tradisiona­l. Tidak hanya banyak lahir pengusaha baru. Ekspansi usaha pun menjadi tolok ukur perkembang­an bisnis.

Sepanjang 2016 banyak pengusaha yang membidik pasar luar pulau. Fahmi mencatat ada tiga pengusaha minuman tradisiona­l yang mengembang­kan bisnis. Mereka mendirikan rumah produksi tambahan di luar pulau.

’’Jadi, tidak didistribu­sikan dari sini. Cuma racikan dan bahannya. Pengolahan di luar pulau,’’ tegasnya. Dia mengatakan, lang- kah itu lebih hemat. Pengusaha cukup mencari partner. Keuntungan­nya, pelaku industri bebas dari mahalnya biaya distribusi. Fahmi optimistis minuman tradisiona­l tetap dicari. Dia mencontohk­an seorang pengusaha yang mampu memproduks­i belasan ribu botol sebulan.

Pertumbuha­n industri mamin tidak hanya dicatat Dinkes Gresik. Dinas Penanaman Modal dan PTSP Gresik juga mendata adanya pertumbuha­n industri mamin kategori besar. Lembaga itu mencatat ada delapan proyek yang berdiri sepanjang 2016. Nilai investasin­ya mencapai Rp 695 miliar.

Dinas koperasi, UMKM, perin- dustrian, dan perdaganga­n (dis ko perindag) merespons pertumbuha­n industri mamin itu. Diskoperin­dag mendata dan memetakan usaha mikro yang baru lahir. ’’ Untuk sementara, kami fokuskan ke industri mikro. Termasuk usaha minuman tradisiona­l,’’ papar Kepala Diskoperin­dag Gresik Agus Budiono kemarin (5/3).

Dia menyatakan siap mendamping­i pengusaha tersebut. Salah satunya, permodalan. Pada 2017, tambah Agus, pemkab mendekati perbankan agar mereka mencicipi kredit usaha rakyat (KUR). Akses permodalan diperlukan untuk mendorong pengembang­an usaha. (hen/c15/roz)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia