Jawa Pos

Bekal Sendiri Lebih Baik

-

KERESAHANK­ERESAHA tentang maraknya jajanan berbberbah­aya seharusnya bisa menjadi cerminc kewaspadaa­n bagi orang tua.tu Caranya, budayayaka­n anak membawam bekal atau jajan sendiri.sendiri

Direktur AkaAkademi Gizi Surabaya Andrianto menyaranka­nme trik jitu bagi orang tutua yang ingin memberikan­berikan makananmak sehat untuk anaknya. MeMenurut dia, hal terpenting­penting daladalam pemberian makakanan sehat adalaha dengan melilihat makananmak­ana yang seimbang. ”Sarapan si anak harus diperhatik­an,” katanya

Namun, sarapan saja tidak cukup. Sebab, saat usia sekolah, anak-anak membutuhka­n energi yang banyak. Ketika energi itu habis, si anak belum tentu bisa mengembali­kan energinya. ”Akibatnya, ketika sekolah, anak menjadi lesu dan tidak konsentras­i,” ujarnya.

Dia menyaranka­n setiap orang tua memberikan bekal kepada anak-anaknya. Yang paling pas adalah buah-buahan. Sebab, buah mengandung air dan glukosa. ”Air dapat mengurangi dehidrasi sehingga oksigen ke otak lancar. Sedangkan glukosa untuk energi. Dua hal itu penting untuk menunjang kecerdasan anak,” katanya.

Di dalam buah juga terdapat vitamin C dan antioksida­n. Itu baik untuk pertahanan anak agar terhindar dari sakit. Anak yang bermain di luar tentu rentan terhadap penyakit.

Buah pun tidak selalu harus yang masih ada kulitnya. Orang tua bisa berkreasi dengan buah tersebut. Bisa dibuat puding atau salad. ”Anak juga dibekali minuman manis. Kalau ada susu, lebih baik,” jelasnya.

Jika tidak sempat, disarankan mengonsums­i permen. Andri sangat menyaranka­n anak sekolah dibekali permen. ”Permen kan ada glukosanya. Itu bisa jadi sumber energi untuk anak,” bebernya.

Tentu permen yang dimaksud bukan sembarang permen. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Misalnya, soal tekstur. Dia lebih menyaranka­n untuk memberikan permen yang keras. Tujuannya, anak tidak tergoda untuk mengunyah. ” Kalau dikunyah, ada manis yang menempel di gigi. Akibatnya, ada karies,” tuturnya.

Syarat lainnya adalah permen yang mahal. Andri meyakini bahwa permen yang lebih mahal terbuat dari gula asli dan tidak ada pewarna buatan. Sementara itu, permen dengan harga yang cukup murah dikhawatir­kan menggunaka­n bahan berbahaya.

”Ajarkan anak untuk memilih makanan yang berwarna hijau. Tidak kecuali permen,” tuturnya. Warna hijau biasanya didapat langsung dari warna daun atau klorofil. Warna lain dimungkink­an dari pewarna buatan.

Anak yang sudah besar disarankan untuk mengunyah permen karet. Dengan rutin mengunyah, enzim ptialin dirangsang untuk keluar. Enzim di air liur itu sangat membantu dalam metabolism­e makanan. ”Pemberian permen itu sebenarnya tepat sekali,” kata Andri.

Andri juga mendukung pemberian uang saku. ”Pemberian uang saku ini harus dipantau juga. Anak diarahkan,” tuturnya. Anak diberi pengertian bagaimana memilih makanan yang baik. ”Memberikan uang saku juga membuat anak belajar memilih makanan yang sehat,” imbuhnya.

Nah, orang tua yang kemarin mengajak anaknya untuk membikin makanan sehat adalah Cecilia Linardi dan Wulan Anggraini. Mereka mengajak anak-anak memasak bersama.

Suasana dibuat senyamanny­amannya. Anak-anak menggunaka­n apron lucu. Lalu, mereka membuat menu favorit. Yakni, bento dengan berbagai macam bentuk. ”Kalau anak-anak diajak masak bareng, pasti mereka lebih menghargai makanan. Makan mereka juga lebih banyak,” ungkap Cecilia.

Dia bersama putrinya, Zoey Sudarga, membuat animals mini burger. Ada tiga bentuk tokoh animasi yang mereka bikin. Yakni, beruang, panda, dan kelinci.

Wulan dan putrinya, Monroe Ariela, membuat bento sushi roll character. Di tengah-tengah potongan sushi, ada bentuk lebah kuning. ” Ini kesukaanny­a Monroe,” jelas Wulan.

Terlihat keseruan dan keceriaan khas anak-anak saat bermain. Wulan dan Cecilia memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk berkreasi. Sambil menata makanan, sesekali Wulan dan Cecilia memberikan keterangan. ”Ini ada sawi hijau, bagus buat kesehatan. Kalau makan ini, jadi sehat,” ungkap Cecilia. Jadi, anakanak diharapkan dapat membedakan makanan yang sehat dan tidak. ”Pengenalan sejak kecil, me- nurut saya, bagus. Jadi ingat terus nanti,” ujar ibu dua anak itu.

Cecilia paham betul bahwa jajan sembaranga­n berakibat buruk. Mereka tentu tidak mau anakanak salah pilih makanan. Apalagi saat di sekolah. Jadi, mereka berdua selalu menyiapkan bekal makanan anak ke sekolah. ”Anak saya di sekolah makan dua kali. Ada saat snack dan lunch. Saya selalu antarkan ke sekolah,” ungkap perempuan asal Surabaya itu. ”Pagi-pagi, saya juga selalu siapkan bekal buat Monroe dan kakaknya,” ujar Wulan.

Membuat bekal anak jadi ajang mengasah kreativita­s mereka. Bagaimana tidak? Mereka harus berpikir variasi bentuk makanan. Setiap hari bentuk makanan berbeda. Jadi, anak tidak bakal bosan. ”Kalau hari ini bentuk lebah, terus besoknya bentuk beruang. Yang lucu-lucu, pasti anak suka,” terang Wulan.

Selain penampilan, bahanbahan makanan menjadi perhatian mereka. Wulan dan Cecilia selalu menyelipka­n sayuran dan buahbuahan di menu anak. Sayuran dan buah-buahan dibentuk secara menarik. Jadi, tidak ada alasan lagi bagi anak untuk menghindar­i makan sayuran.

Menurut mereka, trik itu ampuh. Anak-anak enggan jajan sembaranga­n. Malah Zoey dan Monroe selalu minta dibuatkan menu bekal setiap hari. ”Wajib dan nggak boleh ketinggala­n buat sekolah,” papar Wulan. (bri/lyn/c6/dos)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia