DPRD Jatim Terima Seragam ”Mentahan”

SURABAYA – Kendati jarang dipakai, pengadaan seragam DPRD Jatim terus bergulir. Bahkan, tahap pertama pemberian seragam sudah berlangsung.

Awal bulan ini seluruh anggota dewan sudah kebagian jatah ”mentahan”. Yakni, berupa satu setel kain batik tradisional plus ongkos jahit. Informasi yang dihimpun di internal DPRD Jatim, seluruh kain itu sudah terdistribusi ke semua anggota. ”Dapat kain komplet. Duit jahitnya sekitar Rp 675 ribu,” kata salah seorang anggota dewan.

Ada perbedaan antara jatah seragam kali ini dan tahun sebelumnya. Tahun ini tiap anggota dewan akan mendapat empat jenis seragam. Yakni, pakaian sipil harian, sipil resmi, dinas harian, plus pakaian tradisional. Tahun sebelumnya mereka mendapat jatah lima setel pakaian. Sebab, pakaian sipil harian diplot dua kali dalam setahun.

Seperti diketahui, tahun ini seluruh wakil rakyat di DPRD Jatim kembali mendapat jatah seragam komplet. Pengadaan itu digelar setelah keluarnya Peraturan Gubernur (Pergub) 12/2017 tentang Pengadaan Pakaian Pimpinan-Anggota Dewan Jatim. Namun, program rutin itu mendapat sorotan dari banyak kalangan. Sebab, seragam-seragam yang sudah diperoleh dewan sejak terpilih menjadi legislator pada 2014 ternyata jarang dipakai. Maklum, aktivitas para legislator di DPRD Jatim terbilang rendah.

Wakil Ketua DPD KNPI Jatim Aan Ainur Rofiq menyatakan, banyak anggota yang jarang memanfaatkan semua seragam itu. Sebab, jatah yang lama masih layak pakai. ”Padahal, setiap tahun alokasi anggarannya mencapai Rp 1 miliar,” katanya. Dalam pergub itu, plafon harga seluruh seragam bagi wakil rakyat mencapai Rp 10,3 juta per orang. Dengan demikian, jika diakumulasikan, anggarannya mencapai Rp 1 miliar.

Sementara itu, beberapa anggota dewan yang ditemui kemarin kompak enggan mengomentari masalah tersebut. Sekretaris DPRD Jatim Ahmad Jailani menegaskan, pemberian seragam itu mengacu pada pergub. ”Dari sisi regulasi sudah diatur. Itu adalah hak melekat bagi pimpinan/ anggota DPRD,” katanya. (ris/c10/oni)