Pelabuhan Genjot Konten Lokal
SURABAYA – PT Pelabuhan Indonesia III menandatangani nota kesepahaman dengan PT Barata Indonesia. Ke depan perusahaan alat berat tersebut menyuplai crane untuk kebutuhan bongkar muat di pelabuhan. Selain dengan Barata, Pelindo III menggandeng beberapa BUMN strategis lain dan perusahaan swasta.
Dirut Pelindo III Orias Petrus Moedak menyatakan, selama ini crane yang digunakan untuk kegiatan di pelabuhan didatangkan dari mancanegara. ”Sekarang semangatnya bagaimana meningkatkan local content,” ujarnya di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman di kantor Pelindo III, Surabaya, kemarin (10/3).
Dia menambahkan, masih terlalu dini untuk mematok target persentase konten lokal. Peningkatan konten lokal akan dilakukan secara bertahap. ”Tidak mungkin langsung 65 persen. Tahap awal 30 persen masih memungkinkan,” kata dia. Sambil menunggu realisasi dari nota kesepahaman tersebut, pengadaan peralatan baru pada tahun ini tetap berjalan.
Dirut PT Barata Indonesia Silmy Karim mengungkapkan, industri crane terbesar di dunia dipegang Tiongkok. Hanya sebagian kecil di Eropa. ”Sebenarnya ini bukan persoalan harga, melainkan ke- sempatan dan kepercayaan,” ujar mantan Dirut PT Pindad itu. Padahal, pasar crane di Indonesia terbuka. Selama ini kebutuhan tersebut dibidik trading.
Kerja sama dengan Pelindo III rencananya dilakukan untuk jang ka panjang, yaitu 10 hingga 20 tahun. ”Kami ingin mendukung program tol laut pemerintah agar produksi alat berat buatan Indonesia bisa meningkat,” uajrnya.
Barata menargetkan nilai kontrak untuk pengadaan crane pada tahun ini bisa mencapai Rp 1 triliun. ”Selain Pelindo III, harapan kami bisa diikuti Pelindo I, II, dan IV,” ujar dia. (res/pus/c10/sof)