Jawa Pos

Bursa Sumbang Kekayaan Rp 215,62 T

Butuh Tambahan 30 Emiten Per Tahun

-

BADUNG – Pasar modal Indonesia mencatat kinerja positif. Hal itu membuat kekayaan investor naik signifikan. Hingga 2016, kontribusi pasar modal terhadap kesejahter­aan masyarakat mencapai Rp 215,62 triliun.

Kekayaan tersebut berasal dari kenaikan harga efek ( capital gain), dividen, dan kupon obligasi yang didapatkan investor di pasar modal. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menyatakan, pasar modal cukup menggiurka­n bagi orang-orang yang mengharapk­an imbal hasil ( return) tinggi.

Kinerja pasar modal Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir bahkan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Return di pasar modal Indonesia selama sepuluh tahun terakhir mencapai 193,36 persen.

’’Dalam tahun berjalan 2017, kita ranking kedua terbaik di Asia Pasifik sekaligus ranking kelima di dunia dengan return 15,32 persen,’’ papar Tito saat Underwriti­ng Network 2017 di Bali kemarin (10/3).

Penggalang­an dana jangka pan jang di pasar modal pada ta hun lalu merupakan yang terbaik sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Jumlahnya mencapai Rp 674,39 triliun. Dana itu berasal dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), waran, obligasi korporasi, dan obligasi pemerintah.

Penggalang­an dana jangka panjang pada 2016 sendiri cukup besar. Sebab, pada 2015 jumlah penggalang­an dana tersebut baru mencapai Rp 478 triliun, sedangkan pada 2014 hanya Rp 412 triliun.

Dari sisi pajak, penerimaan pasar modal pada tahun lalu tercatat mencapai Rp 110 triliun atau sekitar 10 persen terhadap penerimaan pajak. Kontribusi terbesar masih disumbang emiten saham Rp 89,70 triliun serta dividen saham Rp 12,99 triliun. Bursa saham Indonesia membutuhka­n tambahan 30 emiten baru per tahun untuk bisa mengejar Thailand, Malaysia, dan Singapura dalam hal jumlah perusahaan yang terdaftar.

’’Kalau itu bisa tercapai, semakin banyak pilihan untuk investor, pendanaan untuk pembanguna­n juga makin bertambah, investor pun makin kaya, dan pertumbuha­n eko- nomi bisa lebih tinggi,’’ urai Tito.

BEI terus berupaya menambah jumlah investor dengan melakukan edukasi pada karyawan, perempuan, mahasiswa, dan akademisi. Salah satunya, membentuk komunitas investor pasar modal, mengadakan sekolah pasar modal (SPM), dan mendirikan galeri investasi di perguruan tinggi.

Kemarin BEI meresmikan galeri investasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universita­s Udayana (FEB Unud). Galeri investasi tersebut merupakan yang ke-250. ’’Investor itu harus diedukasi supaya jangan hanya takut pada risiko berinvesta­si dan akhirnya takut mau masuk ke pasar modal. Melalui galeri investasi, investor bisa belajar mengenai risiko, keamanan, dan teknik berinvesta­si di pasar modal,’’ kata Dekan FEB Unud I Nyoman Mahaendra Yasa. (rin/c22/noe)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia