Tolop, Jalur Favorit Penyelundup dari Malaysia
BATAM – Wilayah terdepan Pulau Tolop sangat rawan penyelundupan dan aksi perompakan. Pulau itu berhadap-hadapan langsung dengan Singapura. Alhasil, pulau tersebut menjadi jalur favorit para penyelundup dari Malaysia untuk bisa masuk ke Indonesia.
”Pada 2015, ada 78 kasus penangkapan yang langsung disergap Unit Reaksi Cepat dari Unit Komando Armada Barat,” kata Panglima Komando Armada Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda Aan Kurnia di Pulau Tolop saat menerima kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Aan mengakui, kebanyakan para penyelundup berasal dari Negeri Ringgit. Mereka beraksi saat malam. Aktivitas makin meningkat saat cuaca dalam keadaan buruk. ”Berangkat dari Singapura, mereka membawa barang selundupan seperti barang elektronik, kasur, sembako, narkoba, bahkan mobil,” tambahnya.
Aan melanjutkan, saat ini armadanya mampu menurunkan tingkat penyelundupan hingga nol. ”Kami membentuk pola pengamanan teritorial yang menggunakan citra satelit sehingga unit reaksi cepat bisa melaksanakan tugasnya,” ungkapnya.
Namun, dia juga merasakan banyaknya kendala yang dialami Unit Komando Armada Barat. Salah satunya, kekurangan kapal untuk melakukan pengawasan. Selain itu, mereka tidak memiliki kapal tanker yang cukup kompetitif.
Di tempat yang sama, Luhut me- nyatakan, pengamanan wilayah perbatasan sangat penting untuk menjaga stabilisasi keamanan Indonesia. Dia kemudian mengeluarkan gagasan bahwa tidak perlu ada lagi kapal yang dikaramkan.
Hingga saat ini, ada 250 kapal berbendera asing yang ditenggelamkan pemerintah karena memasuki perairan Indonesia secara ilegal. ”Lebih baik kapal-kapal tersebut jangan ditenggelamkan lagi, tapi dihibahkan saja untuk pemerintah, militer, badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD), atau UKM,” ungkapnya. (leo/c25/ami)