Hapus Overconfidence
MASA-MASA sulit sedang menerpa Surabaya Bhayangkara Samator. Penyebabnya adalah dua kekalahan beruntun dari seri pertama putaran II di Gresik pekan lalu. Kondisi tersebut membuat Samator menanggung beban saat menjalani seri kedua di Surabaya.
Berbagai evaluasi telah dilakukan Samator. Terutama dari sisi mental. Manajer Samator Hadi Sampurna telah menginstruksi para pemainnya agar tidak overconfident dalam meladeni pertandingan tersisa.
Masalah percaya diri berlebih itulah yang berusaha diatasi segenap skuad Samator menjelang laga melawan juru kunci klasemen sementara Batam Sindo BVN malam ini (11/3). Hadi menuturkan, kekalahan yang diterima dijadikan sebagai cambuk untuk tampil lebih tegar dan kompak. Para pemain diimbau segera melupakan, baik kemenangan beruntun di lima laga awal maupun dua kekalahan terakhir. ”Kami hanya berfokus pada pertandingan besok (hari ini, Red),” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Pelatih Ibarsjah Djanu Tjahjono. Menurut dia, siapapun lawannya, seluruh peserta Proliga tidak bisa dipandang sebelah mata. ”Terbukti, mereka (BVN) bisa mengalahkan BNI. Jadi, kami harus tetap berkonsentrasi,” katanya.
Sebelum laga, kubu Samator malah mendapatkan kabar tak sedap. Mereka menerima sanksi denda Rp 10 juta setelah insiden protes berlebihan kepada wasit yang dilakukan sang kapten, Mahfud Nurcahyadi saat menghadapi Jakarta Pertamina Energi di seri pertama (4/3) lalu.
Saat itu, Mahfud terlihat emosional. Pada pertengahan set keempat, Mahfud diputuskan foul oleh wasit karena dianggap menyentuh net. Padahal, Mahfud tidak merasa menyentuhnya.
Direktur Proliga Hanny S. Surkatty menjelaskan, sikap Mahfud itu, merupakan tindakan yang mencoreng nama Proliga dan PBVSI. ”Memang sudah ada regulasinya bahwa pemain, ofisial, suporter, bahkan wasit tidak boleh melakukan tindak kekerasan. Baik di dalam maupun di luar lapangan,” jelasnya. (rpd/tif/c16/ady)