Targetkan Residu Hanya 6 Ton
SUARA konveyor berderap kencang. Puluhan operator tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bakti Bumi III bekerja dengan cepat untuk memilah sampah. Mereka memiliki pos masing-masing. Ada yang mengambil kresek. Sebagian memungut kertas bekas. Ada juga yang memisahkan sampah anorganik plastik yang masih bisa didaur ulang.
Koordinator Lapangan TPST Bakti Bumi III Danny Tri Mulyo Santoso menyatakan, saat ini terdapat 20 operator pemilah sampah, empat petugas ayakan, dan seorang yang menaikkan sampah ke truk. Dia menambahkan, saat ini TPST itu menangani pengolahan sampah di seluruh wilayah Kecamatan Taman. Setidaknya, mencakup 14 ribu KK. Jumlah tersebut menjadi faktor pendorong agar fasilitas di TPST dengan luas 1,2 hektare itu semakin komplet.
’’Ayakan tersebut belum jalan. Masih menunggu mesinnya ada. Serta belum ada insenerator,’’ ucapnya. Pria 27 tahun itu menambahkan, insenerator atau tungku pembakaran organik dapat mengolah sampah residu hingga 95 persen.
Kepala Teknisi TPST Bakti Bumi III Gito menjelaskan, aktivasi insenerator dan ayakan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengolahan sampah. Dengan ayakan, sampah plastik yang berukuran kecil bakal terpisah. Selanjutnya, residu bisa langsung dibakar secara ramah lingkungan dengan insenerator.
’’Sekarang tiap hari kami mengolah 70 ton sampah. Residunya masih 24 ton. Tapi, kalau nanti ayakan sama insenerator aktif, saya prediksi tinggal 6 ton saja,’’ tuturnya.
Untuk insenerator, TPST Bakti Bumi III hanya tinggal menunggu tungku tersebut datang. Pasalnya, lahan penempatan sudah dipersiapkan. Tempat pengolahan itu juga segera dipagari supaya wilayah pengolahan sampahnya jelas. ’’Rencananya mau dibuat study tour sekolah-sekolah. Jadi, memperkenalkan pengolahan sampah kepada pelajar supaya mereka nggak seenaknya membuang sampah,’’ jelas Danny. (via/c22/dio)