Kekuatan Mimpi dalam Desain Fashion
KEKUATAN mimpi, cita-cita, dan harapan memang luar biasa. Siti Anifatul Jumaroh membuktikannya. Alumnus Tata Busana Unesa itu memburu cita-cita menjadi desainer. Tidak pernah takut gagal.
Berbagai kompetisi fashion telah diikuti Siti Anifatul. Perempuan yang karib disapa Fatul itu mencetak prestasi sebagai pemenang Creora Moslem Wear Design Competition 2015 di Jakarta. Kompetisi tersebut diadakan salah satu
brand benang perusahaan Korea. Hanya menjadi finalis pada event serupa setahun sebelumnya, 2014, Fatul dirundung penasaran. Desain karyanya dinyatakan lolos untuk tampil. ”Kriterianya saat itu, 60 persen harus dari bahan spandek. Selebihnya bahan bebas,” terang dia.
Fatul membuat rok berpotongan A-line dengan motif bunga. Untuk teknik, dia menerapkan creative fabric. Yakni, membuat motif atau tekstur sendiri dari bahan kain polos. ”Baju yang sudah jadi langsung dikirim beserta foto model peraganya,” papar dia.
Rupanya, juri terpikat. Fatul dinobatkan sebagai pemenang pertama. Dia berhak mengikuti trip ke Korea selama lima hari. Beberapa tempat menarik pun dikunjunginya selama berada di Negeri Ginseng itu. Ada Nami Island yang pernah menjadi lokasi syuting drama Korea Winter Sonata.
Dia juga berkesempatan menghirup udara segar di Mount Seorak, salah satu gunung di Korea yang bisa didaki dengan
cable car. ”Berkesan sekali. Selama di sana. Udaranya bersih, lalu lintas rapi. Orang-orangnya disiplin,” kenang dia.
Pulang dari Korea, Fatul jadi punya motivasi sekaligus energi tambahan. Yang awalnya hanya berusaha menampilkan karya terbaik sekarang terobsesi untuk terus berkarya dan menang. Mendesain perlu research lebih dahulu.
Misalnya, riset mengenai tren fashion yang sedang booming. Banyak sekali faktornya. Warna, tekstur bahan, motif, sampai cutting baju. ”Untuk kepentingan lomba, referensi itu dihubungkan dengan tema lomba,” papar dia.
Selalu upgrade wawasan merupakan kebutuhan mutlak. Sebab, imbuh Fatul, perkembangan fashion selalu berkaitan atau berhubungan dengan keadaan sosial, arsitektur, seni, dan gaya hidup. Semuanya memengaruhi fashion.
Saat ini, Fatul menekuni usaha yang dirintisnya sejak pertengahan 2016. Fokusnya mendesain dan membuat kebaya. Ciri khas kebaya Fatul adalah detail-detail kecil yang simpel. Contohnya, kebaya bermotif sulur dari bahan beludru yang dibuat secara handmade. ”Ingin buka usaha sendiri dan merekrut tenaga kerja,” ungkap dia. (hay/c6/roz)