Jawa Pos

Hidup Lebih Nggak Pusing

Media sosial (medsos) membuat hidup lebih mudah. Serasa melihat seluruh isi dunia dari layar monitor. Pada era sekarang, rasanya sulit menemukan orang yang tidak punya akun medsos. Namun, di tengah segala keseruan itu, sebagian orang justru menarik diri d

-

PADA pengujung Februari lalu, presenter Sarah Sechan mengumumka­n undur diri dari akun Instagram dan

Twitter. Sarah pada 28 Februari menuliskan kalimat perpisahan dengan 158 ribu followers- nya. ”Saya ingin memulai hidup dan menikmati setiap momennya tanpa sibuk memikirkan pendapat dan persetujua­n dari orang lain,” Sarah menuliskan alasannya.

”Hidup” di media sosial dirasakan oleh pemilik acara bincang-bincang Sarah Sechan itu sangat melelahkan dan menguras waktu. Tanpa sadar, kita terdorong makan hanya karena tagar # foodporn itu sedang

happening. Atau berdandan cantik untuk diunggah dan diberi hashtag # OOTD. Daripada sibuk bermedsos, Sarah ingin mengenal orang-orang dengan bertemu langsung, bukannya lewat akun-akun maya.

Sebelumnya, beberapa pesohor mengambil langkah yang sama. Mereka meninggalk­an akun medsos atau hiatus. Yakni, rehat sementara. Sebutlah Justin Bieber, Miley Cyrus, Ed Sheeran, Demi Lovato, Emma Stone, dan Iggy Azalea. Setelah cukup beristirah­at, banyak yang memutuskan kembali lagi ke dunia medsos.

Melakukan ”detoks medsos” penting dilakukan. Terutama bagi mereka yang sudah sangat bergantung pada akun-akun tersebut. Hiatus dapat mengusir efekefek negatif atau hal-hal yang mengurangi kesejahter­aan emosional yang ditimbulka­n oleh media sosial.

Misalnya, cerita Surti Sunanto, 37. Perempuan yang berprofesi di bidang PR consultant itu sudah hampir dua tahun tidak lagi menggunaka­n Twitter. Padahal, sebelumnya dia begitu gandrung Twitter. Ya, untuk membaca timeline, ya nge-tweet sendiri. Dulu, rata-rata dia mencuit lima kali sehari. ”Namun, makin lama saya merasa isinya makin keras. Makin beragam. Dan tidak semuanya saya butuhkan,” ungkap Surti.

Bukan berarti media sosial tidak memiliki manfaat. ”Hanya, kita sekarang kebanjiran informasi. Jadi, harus memfilter mana yang masih perlu dan nyaman buat kita, mana yang tidak,” tutur CEO Publicio PR dan director Fabulo PR tersebut.

Dengan mengurangi akun medsos yang dikelola, pengajar Departemen Komunikasi FISIP Universita­s Indonesia itu merasakan hidupnya lebih nyaman. Waktunya tidak banyak terbuang percuma karena Surti hanya melihat hal-hal yang dia butuhkan. ”Lebih nggak pusing jadinya,” ucapnya.

Memiliki bisnis online di bidang fashion, co-founder Sura Studio itu masih memiliki Instagram. Akun tersebut dipertahan­kan karena menunjang profesinya sebagai PR gaya hidup dan bisnis. Surti menuturkan, untuk membatasi agar tidak sampai kecanduan medsos, harus ada kontrol dari diri sendiri. Dengan kesibukan tinggi, frekuensi membuka medsos juga secara otomatis terbatasi.

”Saya sekarang buka medsos saat lagi nggak ada aktivitas atau di tengah macet,” kata ibu seorang putra tersebut. Akun yang diikuti pun hanya yang terkait dengan profesi dan bidang yang disukai. ”Jadi, tetap produktif,” ujarnya. Seorang komikus serial online, Kayana, juga melakukan

digital detox. Pertengaha­n tahun lalu, dia cuti beberapa bulan dari medsos karena sakit. Selain itu, dia disibukkan oleh beberapa urusan pribadi. ”Saya nggak terlalu suka media sosial. Tapi, jualan saya di sana,” ucapnya.

Dia hanya punya satu akun pribadi di Instagram. Lewat media itulah, sang komikus berkomunik­asi dengan fansnya. Nah, unggahan Instagram –terutama yang berkaitan dengan karyanya– jadi sarang diskusi. Ada yang mengapresi­asi, tetapi tidak sedikit juga

haters yang menyerang. Yang terparah, dia punya stalker hingga pernah diancam akan dibunuh. Karena paranoid dan tertekan, Kayana memilih hiatus. ”Kalau boleh sih, saya pengen menutup semua akun,” ucapnya. Kejadian itu cukup bikin dirinya trauma dan sangat ketakutan.

Dikenal lewat webtoon dan side-project membuat Kayana agak terbebani dan berbeda dalam menyikapi media sosial. Ketika dia break saja, pikiran yang muncul macam-macam. Padahal, hiatus adalah haknya. ’’ Gimana pun, saya tetap manusia yang punya kehidupan selain menggambar,’’ ujarnya. (nor/fam/c6/na)

 ?? MAHESA INDRA/JAWA POS ??
MAHESA INDRA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia