BI Bersiap Hadapi Tekanan The Fed
JAKARTA – Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) diprediksi menaikkan suku bunga acuan 25 basis point pada bulan ini. Kenaikan suku bunga diyakini memberikan tekanan terhadap seluruh mata uang dunia, termasuk rupiah.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo menyatakan, tekanan terhadap nilai tukar telah diantisipasi. Karena itu, Agus meyakini kondisi ekonomi domestik akan tetap stabil dan terjaga. Stabilnya kondisi ekonomi Indonesia terlihat dari berbagai indikator, termasuk capaian pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca dagang, maupun cadangan devisa. ’’Cadangan devisa cukup baik. Upaya pengelolaan fiskal juga baik. Dana yang masuk di Indonesia juga masih besar,’’ katanya.
Hingga akhir Februari, posisi cadangan devisa Indonesia tercatat USD 119,9 miliar atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2017 sebesar USD 116,9 miliar. Peningkatan itu dipengaruhi penerimaan devisa, baik dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, maupun hasil lelang surat berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.
Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo. Posisi cadangan devisa per akhir Februari 2017 itu cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Cadangan devisa tersebut melebihi standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. ’’Sampai minggu kedua Maret, dana yang masuk ke Indonesia masih Rp 31 triliun,’’ ujar Agus. (dee/c14/noe)