Gara-gara Penyelesaian Akhir yang Buruk
SURABAYA – Sudah tertinggal satu gol, kehilangan satu pemain pula. Itulah yang terjadi pada TEO saat melawan Anak Bangsa di lanjutan Kompetisi Internal Persebaya kemarin (15/3). TEO harus bermain dengan 10 pemain setelah sang kapten, Dhefa Putra, menerima kartu kuning kedua pada menit ke-55.
Sejatinya TEO sangat menguasai permainan pada laga yang berlangsung di Lapangan Persebaya, Karanggayam, Surabaya, itu. Anak asuh Maura Hally tersebut tampil atraktif sejak kickoff. Namun, pemain Anak Bangsa justru unggul dulu berkat gol Mochamad Rodliyan (25’) lewat titik putih.
Meski kalah jumlah pemain, TEO terus mengancam barisan pertahanan Anak Bangsa. Total mereka membukukan 17 tembakan dan sembilan di antaranya on target.
Tapi, kiper Anak Bangsa Dhafa Akbar tampil gemilang dengan melakukan sembilan penyelamatan.
Peluang terbaik TEO diperoleh pada menit ke-72 saat M. Aula Rizki dijatuhkan di kotak terlarang. Apes, Aula sendiri yang menjadi eksekutor gagal menunaikan tugas.
Setelah pertandingan, Hally menyatakan bahwa penyelesaian akhir anak buahnya sangat buruk. Hal itulah yang membuat mereka gagal mencetak gol meski mencatatkan banyak peluang dan menguasai permainan. ’’Emosi pemain juga perlu diredam. (Kami) seharusnya tidak melakukan pelanggaran yang tidak perlu,’’ katanya setelah laga.
Sementara itu, pelatih Anak Bangsa Yusuf Money belum puas dengan penampilan anak asuhnya. Sebab, pemain tidak bisa menampilkan karakter permainan mereka selama ini. ’’Permainan kami masih didikte pemain lawan,’’ ujar mantan penggawa Persebaya itu.
Kemenangan kemarin membuat Anak Bangsa naik peringkat ke posisi runner-up klasemen sementara. Sementara itu, TEO harus rela turun satu peringkat ke posisi kelima. (dit/c7/ttg)