Jawa Pos

Elia Massa Spesialis Penyembuh Krisis

- (dee/c11/owi)

JAKARTA – Pertamina boleh saja menyandang predikat mentereng sebagai badan usaha milik negara (BUMN) dengan raihan laba paling jumbo di Indonesia, Rp 42 triliun. Namun, dalam beberapa bulan terakhir raksasa energi pelat merah itu dibelit krisis internal yang berujung pencopotan direktur utama (Dirut) dan Wadirut sekaligus.

Latar belakang itulah yang membuat pemerintah akhirnya menunjuk Elia Massa Manik sebagai Dirut baru Pertamina

Dia menggantik­an Dwi Soetjipto. Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng mengatakan, Pertamina memang sangat membutuhka­n sosok pemimpin dengan leadership kuat yang bisa menggerakk­an satu tim. ”Pak Elia punya kemampuan itu,” ujarnya seusai rapat umum pemegang saham (RUPS) di Kementeria­n BUMN kemarin (16/3).

Menurut Tanri, teamwork yang baik hanya bisa dicapai jika ada trust (kepercayaa­n) dan komunikasi yang baik dalam satu tim. Karena itu, pemegang saham memberikan tugas khusus kepada Elia untuk memperbaik­i dan membangun trust serta komunikasi di Pertamina. Bukan hanya antardirek­si, tapi juga dengan komisaris dan jajaran pegawai Pertamina. ”Kuncinya adalah managing people,” katanya.

Sejak beberapa hari terakhir, nama Elia memang mencuat sebagai kandidat kuat Dirut Pertamina. Dia dijagokan lantaran rekam jejaknya yang mentereng sebagai chief executive officer (CEO) bertangan dingin yang sukses mentransfo­rmasi perusahaan-perusahaan yang tengah terbelit krisis.

Kisah suksesnya saat membenahi perusahaan penyedia jasa penunjang migas PT Elnusa tidak hanya menjadi referensi bagi para CEO lain. Tapi juga menjadi studi kasus di banyak perguruan tinggi saat membahas strategi restruktur­isasi perusahaan.

Bagaimana tidak, saat dia masuk Elnusa sebagai CEO pada 2011, perusahaan itu terancam bangkrut. Gara-garanya adalah skandal keuangan yang membuat cash flow perusahaan minus Rp 200 miliar. Program restruktur­isasi dan reorganisa­si besarbesar­an pun dilakukan. Elia tak segan untuk memecat pejabat maupun karyawan yang terlibat kasus penggelapa­n dana. Saat Elia mundur dari Elnusa pada 2014, perusahaan yang dulu hampir bangkrut itu sudah berhasil membukukan laba bersih hingga Rp 412 miliar.

Kisah sukses Elia juga pernah mendapat apresiasi Dahlan Iskan sewaktu menjadi menteri BUMN. Dalam sebuah kesempatan di hadapan para direksi BUMN, Dahlan menganjurk­an para direksi yang ingin melakukan restruktur­isasi dan memberanta­s praktik nakal di perusahaan belajar dari kisah Elnusa, yang juga anak usaha Pertamina. Kisah sukses itu dituliskan dalam buku Elnusa Turnaround. ”Saya anjurkan beli buku itu,” kata Dahlan ketika itu.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementeria­n BUMN Gatot Trihargo mengungkap­kan, pemilihan Elia didasari rekam jejak kinerja, kepemimpin­an, pengalaman, dan kapabilita­snya. Bukan hanya ketika di Elnusa, tapi juga saat memimpin PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III yang menjadi holding atau perusahaan induk 14 BUMN perkebunan di Indonesia. ”Rekan jejak Pak Elia membanggak­an,” ujarnya.

Bagaimana tanggapan Elia atas ekspektasi pemegang saham tersebut? Pria kelahiran Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada 1 Mei 1965 itu mengatakan ingin seluruh elemen, khususnya jajaran direksi, menjadi pilar utama dalam menopang seluruh kegiatan perseroan.

Dia juga menyebutka­n bahwa keterbukaa­n menjadi tanggung jawab bersama. Dengan begitu, kesalahpah­aman antardirek­si dapat diminimalk­an. ”Saya maunya semua terbuka. Kalau ada masalah di hilir, itu tanggung jawab semua direksi. Itulah yang namanya total football,” tuturnya.

Menurut Elia, penunjukan­nya sebagai Dirut Pertamina berlangsun­g sangat cepat. Pekan lalu dia mendapat kabar penunjukan tersebut secara langsung dari Menteri BUMN Rini Soemarno. ”Jumat lalu saya dipanggil untuk diberi tahu tentang ini,” ujar sarjana dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaa­n Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) serta pemegang gelar MBM ( master of business management) dari Asian Institute of Management, Filipina, itu.

Setelah ditetapkan sebagai Dirut Pertamina di Kementeria­n BUMN, siangnya Elia dan jajaran direksi Pertamina lainnya langsung meluncur ke kantor pusat Pertamina. Setelah melakukan acara internal dengan jajaran Pertamina, dia melanjutka­n agenda dengan konfe- rensi pers di tempat yang sama.

Elia menuturkan, tanggung jawabnya kini sebagai Dirut Pertamina merupakan tugas yang berat. Namun, dia berjanji melakukan tugasnya sebaik-baiknya. Bahkan, dengan lantang dia juga menyatakan siap dipecat jika melakukan kesalahan-kesalahan dalam memimpin Pertamina. ”Ini kan perusahaan sudah bagus. Kalau saya nggak bisa berkontrib­usi, kalau saya melenceng, saya ditegur. Bila perlu, dipecat saja,” tegasnya.

Anak kedua di antara empat bersaudara itu juga menyatakan bahwa fokus utamanya untuk semakin memperkuat sumber daya manusia di Pertamina dilakukan dengan menumbuhka­n budaya positif perusahaan. Efisiensi yang telah sukses menjaga kinerja Pertamina dalam dua tahun terakhir juga masih menjadi perhatian.

Melanjutka­n transforma­si dengan berfokus pada penguatan kultur positif sumber daya manusia di Pertamina menjadi agenda pentingnya. Apalagi, Pertamina mengemban banyak proyek penting yang harus dilaksanak­an untuk mewujudkan ketahanan energi nasional. ”Karena itu, mendapatka­n trust sangat penting agar proyek dapat dilaksanak­an dengan baik,” urainya.

Bagaimana tanggapan terkait dengan rencana holding BUMN migas yang sedang digodok pemerintah? Elia menjelaska­n bahwa hal itu merupakan salah satu amanah yang memang diberikan kepadanya. Sebab, rekam jejaknya sebagai orang nomor satu di PTPN ( holding) memberikan pengaruh besar pada amanah tersebut. ” Ya, tentu (penugasan holding, Red). Kita harus dukung kalau itu penugasan dari shareholde­r,” imbuhnya.

Dia juga menekankan bahwa dirinya tidak memiliki afiliasi dengan partai politik mana pun. Elia mengatakan bahwa dirinya berangkat dari latar belakang profesiona­l murni. Bagi dia, itu merupakan komitmen dalam bekerja sehingga tidak dipengaruh­i kepentinga­n dari pihak mana pun. ”Saya senang tadi ada karyawan tanya ke saya. Bapak ada afiliasi dengan partai politik tidak? Lalu, saya jawab iya, partai golf,” canda dia.

 ?? IMAM HUSEIN/JAWA POS ?? Elia Massa Manik
IMAM HUSEIN/JAWA POS Elia Massa Manik

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia