Jawa Pos

Rutte Menangi Pemilu Belanda

Dipuji Sukses Redam Populisme Wilders

-

DEN HAAG – Pemilihan umum (pemilu) Belanda memberikan kemenangan bagi Volksparti­j voor Vrijheid en Democratie (VVD) yang diketuai Perdana Menteri (PM) Mark Rutte. Pada Rabu malam waktu setempat (15/3), pemimpin 50 tahun itu menyampaik­an pidato kemenangan­nya di Kota Den Haag. Kemarin (16/3) para pemimpin Uni Eropa (UE) menyambut gembira hasil pemilu Belanda tersebut.

”Ini adalah malam kemenangan bagi Belanda yang setelah Brexit dan pemilu AS berani menghentik­an gelombang populisme yang salah,” ungkap Rutte. Populisme atau paham politik prorakyat yang berseberan­gan dengan kepentinga­n elite pemerintah­an selama ini identik dengan sayap kiri. Ideologi itu berkembang pesat dan populer di Amerika Latin. Namun, sejak kemenangan Donald Trump, populisme bergeser ke kanan.

Populisme ala Trump yang dikemas dalam slogan America First tersebut menular ke Eropa. Tidak terkecuali Belanda. Geert Wilders, ketua Partij Voor de Vrijheid (PVV), mengadapta­si semboyan Trump dalam kampanyeny­a. Yakni, Make Netherland­s Great Again. Caranya, menutup perbatasan, menolak imigran muslim, dan menyetop pembanguna­n masjid.

Karena itu, saat hasil pemilu Belanda berpihak kepada Rutte dan partainya yang moderat, UE lega. Sebab, Belanda menjadi negara pertama Eropa yang mengadakan pemilu setelah kemenangan Trump. Jika Negeri Kincir Angin itu jatuh ke tangan PVV dan Wilders yang populis, bisa dipastikan bahwa kelompok ultra-sayap kanan di Prancis dan Jerman akan panen dukungan. Tahun ini Prancis dan Jerman juga menyelengg­arakan pemilu.

”Belanda oh Belanda. Kalian juara! Selamat atas hasil (pemilu, Red) yang luar biasa ini,” tulis Peter Altmaier, kepala staf Kanselir Jerman Angela Merkel, pada akun Twitter-nya. Dia tidak bisa menyembuny­ikan kegirangan­nya atas kemenangan Rutte. Atau tepatnya atas kekalahan Wilders. Dia optimistis hasil pemilu Belanda itu akan mendongkra­k popularita­s kelompok moderat di Jerman.

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault menyambut baik hasil pemilu Belanda. ”Selamat kepada Belanda yang telah sukses meredam kebangkita­n kelompok ultra-sayap kanan,” cuitnya. Pada 23 April nanti, Prancis menghelat pemilihan presiden (pilpres) putaran pertama. Sejauh ini kandidat ultranasio­nalis Marine Le Pen masih unggul dalam polling.

Namun, meski pemilu dengan angka partisipas­i pemilih mencapai 78 persen itu membuka lebar peluang Rutte menjadi PM untuk kali ketiga, perolehan kursi VVD di parlemen tidak menggembir­akan. Di antara total 150 kursi yang diperebutk­an, VVD hanya bisa mengamanka­n 33 kursi. Padahal, dalam pemilu 2012, VVD memiliki 41 kursi di parlemen.

Sebaliknya, Wilders yang gagal meraup kemenangan justru berhasil meningkatk­an perolehan kursi di parlemen. Hingga penghitung­an cepat mencapai 97 persen kemarin, PVV diproyeksi­kan memperoleh 20 kursi parlemen. ”Dulu kita adalah partai nomor tiga di Belanda. Sekarang kita nomor dua. Selanjutny­a, kita akan menjadi yang pertama!” tegas politikus 53 tahun tersebut lewat Twitter.

Namun, jika ditilik dari penambahan jumlah kursi di parlemen, juara pemilu Belanda justru Jesse Klaver. Politikus 30 tahun yang mencuri perhatian karena paras rupawan dan rambut ikal ala PM Kanada Justin Trudeau itu berhasil melipatgan­dakan perolehan kursi GroenLinks di parlemen. Dari sebanyak empat kursi pada 2012 menjadi 14 kursi pada pemilu kali ini.

”Ini hasil yang fantastis. Kemenangan bersejarah bagi kami,” tutur Marjolein Meijer, chairwoman GroenLinks. Kemenangan tersebut, menurut dia, menunjukka­n betapa terbukanya Belanda terhadap perubahan. Dia yakin capaian GroenLinks kali ini bakal disusul kesuksesan-kesuksesan yang lain. Meijer mengakui, harapan bahwa suatu saat nanti paham sayap kiri berjaya di Belanda kian tumbuh.

Sementara itu, pembentuka­n pemerintah­an koalisi Belanda diramalkan berlangsun­g alot. Dengan perolehan 33 kursi, VVD membutuhka­n minimal 43 kursi lagi untuk membentuk pemerintah­an. Seperti biasanya, Rutte bakal berkoalisi dengan dua partai moderat, Christen-Democratis­ch Appel (CDA) dan Democraten 66 alias D66. Tetapi, kali ini perolehan kursi dua partai tersebut lebih sedikit daripada PVV.

CDA dan D66 hanya sanggup mengamanka­n masing-masing 19 kursi. Total kursi tiga partai koalisi baru mencapai 71. Artinya, Rutte masih memerlukan lima kursi lagi untuk bisa kembali menjabat PM. Sayangnya, hingga kemarin, VVD belum memutuskan akan berkoalisi dengan partai mana.

 ?? PETER DEJONG/AP PHOTO ?? GAGAL MENANG: Seorang demonstran yang mengenakan topeng Geert Wilders berpose seakan menangis setelah politikus anti-Islam tersebut kalah dalam pemilu yang berlangsun­g Rabu (15/3).
PETER DEJONG/AP PHOTO GAGAL MENANG: Seorang demonstran yang mengenakan topeng Geert Wilders berpose seakan menangis setelah politikus anti-Islam tersebut kalah dalam pemilu yang berlangsun­g Rabu (15/3).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia