Jawa Pos

Sekat Ruangan untuk Dua Kelas dengan Tripleks

- (noe/ut/c24/diq)

NGANJUK – Kondisi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mambaul Ulum sangat memprihati­nkan. Madrasah di Dusun/Desa Juwono, Kecamatan Kertosono, Nganjuk, itu hanya memiliki tiga ruangan untuk proses belajar-mengajar.

Satu ruangan pun disekat dengan tripleks agar bisa dibagi menjadi enam ruangan. Berbeda dengan sekolah negeri yang memiliki puluhan hingga ratusan siswa, murid di MI Mambaul Ulum hanya berjumlah 17 anak. ”Siswanya memang sedikit,” kata Wakil Kepala MI Mambaul Ulum Ahmad Zaim kemarin.

Karena muridnya minim, MI Mambaul Ulum sebenarnya sempat hendak ditutup pada tahun lalu. Namun, rencana itu urung dilakukan karena ditentang warga sekitar.

Meski dengan sarana dan prasarana (sarpras) yang terbatas, warga tetap ingin menyekolah­kan anak mereka di sana. Sebab, jarak lingkungan mereka dengan SDN Juwono mencapai 2 kilometer. Jarak tersebut dianggap terlalu jauh.

Karena itu, sekolah tetap beroperasi hingga sekarang dengan segala konsekuens­inya. Dengan hanya memiliki tiga ruangan, sekolah terpaksa menyekat salah satu kelas dengan tripleks agar bisa digunakan belajar oleh siswa kelas I dan III.

Berbeda dengan sekolah yang lain, siswa kelas II MI Mambaul Ulum tidak ada. Siswa kelas VI mengikuti pembelajar­an di sekolah lain. Praktis, siswa kelas IV dan V menempati dua ruangan lainnya.

Tak hanya kelas dan siswa yang terbatas, sarpras lain di sana memprihati­nkan. Berdasar pantauan koran ini, kondisi kelas sangat sederhana. Lonceng yang sering dibunyikan untuk menandakan siswa masuk ke kelas atau pulang juga tak lazim. Mereka memanfaatk­an gir bekas yang dipukul sebagai penanda.

Zaim menambahka­n, total ada enam guru yang mengajar di madrasah tersebut. Hanya, status mereka adalah relawan alias tidak mendapat gaji sama sekali. ”Tidak pernah mendapatka­n gaji,” tegasnya.

Meski harus melaksanak­an pembelajar­an dalam kondisi yang serba terbatas, Zaim menyebutka­n bahwa MI Mambaul Ulum akan terus beroperasi. Sebab, sekolah itu memang dibutuhkan warga setempat.

Dia hanya berharap Kementeria­n Agama (Kemenag) Kabupaten Nganjuk mau memberikan bantuan untuk operasiona­l sekolah.

 ?? RINO HAYYU SETYO/JAWA POS RADAR NGANJUK ?? TAK MAU TUTUP: Siswa kelas I dan kelas III harus berbagi ruangan untuk belajar karena sarana dan prasarana yang terbatas.
RINO HAYYU SETYO/JAWA POS RADAR NGANJUK TAK MAU TUTUP: Siswa kelas I dan kelas III harus berbagi ruangan untuk belajar karena sarana dan prasarana yang terbatas.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia