Jawa Pos

Depo Fase II MRT Tidak Jelas

Lahan Ancol Timur Juga Sudah Dijual

- (rya/c4/ano)

JAKPUS – Percepatan pembanguna­n mass rapid transit (MRT) fase II semakin tidak jelas. Pemprov DKI belum memastikan perpanjang­an trek dari Kampung Bandan ke Ancol Timur. Penyebabny­a, lahan yang tersedia di Ancol Timur tidak sampai 6 hektare, hanya tersedia 4 hektare. Padahal, sebelum cuti, Gubernur DKI (nonaktif) Basuki T. Purnama sempat menyaksika­n penandatan­ganan memorandum of understand­ing (MoU) atau nota kesepahama­n antara PT Pembanguna­n Jaya Ancol dan PT MRT Jakarta untuk menjadikan lahan di Ancol Timur sebagai depo MRT.

Penandatan­ganan MoU itu terkesan tergesa-gesa. Sebab, Presiden Joko Widodo meminta Pemprov DKI mempercepa­t pembanguna­n MRT fase II. Yakni, mulai pembanguna­n pada 2018. Sayangnya, MoU itu seakan tidak memiliki arti. Lahan yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan.

’’Makanya kami agak memarahi mereka (PT Pembanguna­n Jaya Ancol, Red),’’ kata Sekda Saefullah di balai kota kemarin (16/3).

Sebagaiman­a diketahui, depo MRT Fase II direncanak­an dibangun di Kampung Bandan. Tersedia 9 hektare lahan di sana. Sayangnya, sebagian lahan itu su dah dikerjasam­akan PT KAI dengan pihak ketiga. Pemprov segera melakukan MoU dengan PT Pembangung­an Jaya Ancol saat tahu di sana tersedia sekitar 6 hektare lahan. Sebab, MRT membutuhka­n lahan sekitar 6 hektare untuk pembanguna­n depo. Sama dengan di Kampungh Bandan, sebagian lahan di sana sudah dikuasai swasta.

Mantan wali kota Jakarta Pusat itu berkilah bahwa perpanjang­an trek dari Kampung Bandan ke Ancol Timur masih perkiraan saja. Makanya, setelah dilakukan penandatan­ganan Mou, pemprov turun untuk melihat lahan di sana. Setelah dicek, ternyata hanya tersedia 4 hektare lahan. ’’Awalnya ada tanah di sebelahnya 4 hektare lagi, tapi sudah dijual,’’ ujarnya.

Pemprov secara langsung kepada PT MRT menanyakan ketersedia­an lahan tersebut. Namun, pihak PT MRT meminta waktu untuk melakukan kajian. ’’Ada ide, bisa nggak double decker, bertingkat deponya? Itu perlu dikaji lagi,’’ ujarnya.

Meski begitu, pemprov sudah menyiapkan alternatif. ’’Kalau nggak bisa, rencananya mau kami perpanjang lagi sampai pulau reklamasi utara Ancol, Pulau K,’’ tambahnya.

Lantaran perpindaha­n depo itu, Saefullah mengungkap­kan akan ada penambahan jarak sekitar 1 kilometer. Namun, berapa lagi peningkata­n biaya pembanguna­nnya, Saefullah belum menghitung. Dia hanya memastikan pemprov memiliki jatah lahan di Pulau K. ’’’Pemprov mendapat jatah 30 hektare di sana,’’ jelasnya. Dengan demikian, masalah lahan tidak akan menjadi kendala.

Lebih lanjut, Saefullah menyebutka­n bahwa pemprov maupun MRT Jakarta merencanak­an secara matang perpanjang­an trek hingga ke Pulau K tersebut. Termasuk kontur tanah di pulau reklamasi itu. Namun, untuk memutuskan kepastian lokasi depo, pihaknya bakal merapatkan lagi bersama PT KAI pada pekan depan.

Kepala Badan Perencanaa­n dan Pembanguna­n (Bappeda) DKI Tuty Kusumawati menuturkan bahwa pinjaman pembanguna­n MRT fase II sudah diajukan kepada Kementeria­n Keuangan.

 ??  ?? TERKATUNG: Para pekerja menyelesai­kan konstruksi MRT di Stasiun Setiabudi. Pengerjaan MRT fase II masih belum jelas karena ada sejumlah polemik.
TERKATUNG: Para pekerja menyelesai­kan konstruksi MRT di Stasiun Setiabudi. Pengerjaan MRT fase II masih belum jelas karena ada sejumlah polemik.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia