Empat Overpass untuk Mudik Lebaran 2017
JAKARTA – Persiapan mudik Lebaran 2017 tak hanya dilakukan di jalur tol. Titik-titik yang diperkirakan memicu kemacetan di dalam kota juga diantisipasi. Misalnya dengan membangun overpass atau jembatan layang di empat titik di Brebes dan Tegal, Jawa Tengah.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VII Herry Marzuki mengatakan, jembatan layang itu dibangun untuk memperlancar arus kendaraan di jalur pantura yang terdapat di Bre- bes dan Tegal. Saat ini progres pembangunan empat jembatan layang tersebut sudah 20–30 persen. Artinya masih sesuai dengan target awal. ”Saat arus mudik, sudah bisa dilalui,” ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (16/3).
Herry menyebutkan, empat jembatan layang itu dibangun di Dermoleng dan Kretek di Brebes serta Klonengan dan Kesambi di Tegal. Menurut dia, empat jembatan layang tersebut bakal bisa difungsikan pada awal atau pertengahan Juni. ”Mungkin belum diaspal, masih
rigid (cor semen, Red), tapi sudah bisa dilalui,” katanya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto optimistis pembangunan empat jembatan layang itu bisa selesai sesuai jadwal. Sebab, kendala yang dianggap krusial, misalnya yang terkait dengan pengadaan lahan, pemindahan utilitas listrik PLN, dan palang pintu lintasan kereta api, telah berhasil diatasi. ”Ada dua tempat yang memang menga- lami keterlambatan dari jadwal perencanaan sebesar 3 persen. Namun, saya yakin masih bisa dikejar,” terangnya.
Menurut Arie, jika melihat perkembangan hingga pertengahan Maret ini, jembatan layang Dermoleng diproyeksikan bisa rampung 100 persen saat mudik nanti. Namun, dia juga menyampaikan bahwa kondisi yang lebih rumit dijumpai pada konstruksi jembatan layang Klonengan di Tegal. Meskipun yakin jembatan tersebut akan bisa di- fungsikan, Arie menyatakan bahwa beberapa hal perlu segera ditangani.
Satu hal yang masih mengganjal terkait dengan sewa lahan kereta api. Meski begitu, Arie berjanji Senin pekan depan bertemu dengan Dirjen Kereta Api dan Dirut PT KAI untuk menyelesaikan masalah tersebut. ”Kalaupun kami harus menyewa, tidak masalah. Tetapi, mungkin seharusnya tidak menyewa ya karena kan untuk kepentingan masyarakat,” sambungnya.