Jawa Pos

Sagan Sangat Penasaran

Balapan pertama pada kalender balap sepeda 2017 Milan-San Remo digelar besok (18/3). Sprintersp­rinter kelas dunia dan bintang-bintang klasik siap berebut menjadi juara.

-

monument classic

BALAPAN yang dulu dianggap membosanka­n, hanya seru di akhir dan mudah ditebak, Milan-San Remo, menawarkan banyak kejutan beberapa tahun belakangan.

Tahun ini balapan satu hari edisi ke-108 akan menempuh 291 kilometer dengan rute familier. Di antaranya, melewati tanjakan Passo del Turchino sebelum tiba di jalur flat yang menantang menuju finis. Tanjakan Cipressa dan Poggio menanti peloton di 30 kilometer terakhir menjelang titik akhir lomba di Via Roma.

Benar, balapan klasik satu hari biasanya menawarkan pertarunga­n lebih dinamis. Namun, hanya sedikit yang bisa menandingi panjangnya daftar pembalap favorit yang diprediksi mampu menjuarai San Remo.

Di antara lima balapan monumen klasik, hanya Paris-Roubaix yang bisa menawarkan kejutan sama dengan La Classiciss­ima –julukan Milan San-Remo. Sebab, balapan di barat laut Italia tersebut bisa dimenangi sprinter dan klasik. Sering cuaca juga ikut menentukan hasil akhir lomba.

Meski sudah banyak pembalap klasik yang menjadi kampiun di sana, dengan akhir rute flat, para sprinter memiliki keuntungan. Melihat daftar starter yang turun pada balapan besok, terdapat lebih dari 30 nama yang bisa digadang-gadang menjadi kandidat kuat kampiun. Itu tidak akan terjadi pada balapan klasik yang lain, misalnya Tour of Flanders, Liege-BastogneLi­ege, atau Giro di Lombardia.

Tahun lalu sprinter FDJ Arnaud Demare memenangi sprint saat bertarung dengan Ben Swift dan Juergen Roelandts. Tahun ini beberapa nama yang digadang-gadang bakal mengambil alih gelar Demare adalah Peter Sagan (Bora-Hansgrohe), Mark Cavendish (Dimension Data), John Degenkolb (Trek-Segafredo), dan Alexander Kristoff (Katusha-Alpecin), serta Nacer Bouhanni (Cofidis).

Saat tim-tim lain berpikir tentang cara mengalahka­n Sagan besok, sang juara dunia itu tidak merasakan adanya tekanan untuk menjuarai balapan tersebut. Dia yang tidak pernah menjadi juara Milan-San Remo justru sangat penasaran untuk menjadi juara. ’’Aku selalu menjadi favorit di setiap balapan. Jadi, setelah tujuh tahun seperti itu, aku sekarang sudah terbiasa,’’ ucapnya sebagaiman­a dikutip Cycling News.

Ada kuda hitam yang layak diperhitun­gkan para favorit. Dia adalah Julian Alaphilipp­e (Quick Step-Floors). Tahun ini adalah debutnya di Milan-San Remo. Namun, dia punya modal besar setelah tampil impresif di ParisNice pekan lalu.

Rute berbukit itu cocok dengan gaya balap Alaphilipp­e. Dia juga memiliki kemampuan sprint untuk bertarung di bunch seandainya peloton terpecah. Meski demikian, pembalap Prancis itu menganggap musim debutnya tersebut sebagai ajang belajar. (cak/c4/nur)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia