Jadi Buron Kasus Jual Tanah Kavling Fiktif
SIDOARJO – Bisnis jual-beli tanah kavling terus menggeliat di sejumlah daerah. Termasuk di wilayah Kota Delta. Nah, peluang itu juga dimanfaatkan Wahyu Setiawan. 34. Namun, bukan berbisnis secara halal, melainkan untuk aksi tipu-tipu. Dia menjual tanah kavling fiktif. Korbannya ratusan orang
”Jika ditotal, kerugian korban sekitar Rp 5 miliar. Statusnya (Wahyu) sudah tersangka dan masuk daftar pencarian orang (DPO),” kata Kasubbaghumas Polresta Sidoarjo AKP Samsul Hadi kemarin (16/3).
Samsul menerangkan, modus yang dilakukan tersangka adalah menawarkan tanah kavling pada awal tahun lalu. Namun, sebenarnya lahan itu tidak ada. Untuk memuluskan aksinya, pelaku juga membuat kantor sebagai lokasi pemasaran. Letaknya di Jalan Raya Kemantren, Tulangan. ”Jadi, seakan-akan seperti memang menjual tanah kavling sungguhan,” jelasnya.
Wahyu kemudian mencari calon pembeli dengan menyebarkan brosur di jalan-jalan. Pelaku yang sempat tinggal di Wadungasri, Waru, itu juga menjadikan media online sebagai sarana untuk mencari korban. Dalam penawaran tersebut, tersangka menjual tanah kavling seluas 72 meter persegi. Harganya cuma Rp 25 juta. ”Boleh dibayar secara berangsur,” ungkapnya.
Lambat laun, lanjut Samsul, peminat penawaran tanah kavling itu bertambah banyak. Masyarakat tergiur dengan harga murah yang ditawarkan tersangka. Apalagi bisa dicicil. Pembeli tidak ragu untuk langsung bertransaksi demi mendapatkan tanah kavling itu. ”Lokasi tanahnya tidak dilihat,” ujarnya.
Nah, belakangan para pembeli tersebut baru menyadari telah men jadi korban penipuan. Sebab, tanah yang ditawarkan tersangka ternyata adalah bagian dari tanah kas desa (TKD) Kepunten, Tu la ngan. ” Jumlah korban penipuan atau penggelapan tersangka adalah 120 orang,” paparnya.
Samsul mengungkapkan, pihaknya menelusuri keberadaan tersangka setelah mendapat laporan dari perwakilan korban. Namun, upaya menangkap yang bersangkutan menemui jalan buntu. Wahyu selalu berpindahpindah tempat untuk menghindari kejaran petugas. ”Dicari di delapan tempat belum ketemu,” ucapnya.
Menurut dia, tersangka kali terakhir terpantau di Denpasar, Bali. Polisi sudah mengejarnya. Meski begitu, pengejaran yang dilakukan tidak membuahkan hasil. Sebab, lokasi yang diduga sebagai tempat persembunyian ternyata kosong. ”Bagi masyarakat yang melihat keberadaan tersangka, segera laporkan ke polisi terdekat,” imbaunya.
Polisi juga sudah menyebar foto Wahyu. Salah satu foto yang ditunjukkan kemarin bergambar tersangka terlihat menggendong bayi. Yang membuat gelenggeleng kepala, di sekeliling bayi itu ada banyak uang pecahan seratus ribuan. Tidak ada keterangan apakah uang-uang itu juga dari hasil menipu para korban dengan modus jual tanah kavling tersebut. (edi/c10/hud)