Disnaker Klaim Target Sudah Terpenuhi
Tenaga Kerja Jalani Pelatihan dan Magang
GRESIK – Tenaga kerja lokal sudah tersebar di perusahaan yang beroperasi di Kota Giri. Berdasar catatan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Gresik, sebanyak 70 persen dari 180 ribu tenaga kerja merupakan warga lokal. Jumlah tersebut tersebar di 1.383 perusahaan.
Kepala Disnaker Mulyanto menyatakan, target 70 persen sudah terpenuhi. Target tersebut bakal diberlakukan untuk calon investor yang masuk ke Gresik. ”Patokan 70 sudah sangat bagus,” ujarnya kemarin (16/3).
Sekadar informasi, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto menargetkan 70 persen tenaga kerja lokal bisa terserap. Dia menilai target tersebut wajar. Sebab, masyarakat Gresik adalah warga yang merasakan dampak pertumbuhan industri itu. Mereka sudah sepatutnya mendapat kesempatan untuk bekerja di perusahaan industri tersebut. ’’Apalagi, tenaga kerja di Gresik cukup banyak,’’ ucapnya.
Sambari yakin jumlah tenaga kerja di Gresik masih mencukupi. Karena itu, pengusaha diminta memprioritaskan warga Gresik daripada tenaga kerja asal luar kota. ’’Kami masih mampu memenuhi kebutuhan perusahaan yang berinvestasi di Gresik,’’ ungkapnya. Apalagi, iklim investasi sangat kondusif. Pemkab pun turut andil dalam mewujudkan iklim tersebut. Karena itu, Sambari menilai wajar jika pemkab berharap penyerapan tenaga kerja asal Gresik cukup tinggi.
Mulyanto memaparkan, 2.500– 3.000 tenaga kerja baru bekerja di perusahaan dalam setahun. Paling banyak terdapat di sektor padat karya serta makanan dan minuman (mamin). Agar siap bersaing, disnaker rutin mengadakan pelatihan kerja. Setelah itu, para tenaga kerja diberi kesempatan magang selama dua bulan di perusahaan tertentu. ”Dengan begitu, para tenaga kerja akan mendapat pengalaman langsung,” terangnya. Tahun ini ada 900 tenaga kerja yang dibina. Jumlahnya lebih banyak daripada tahun lalu. Waktu itu, ada 250 tenaga kerja yang mengikuti pelatihan dan pembinaan. ”Harus benarbenar disiapkan,” tegasnya.
Di sisi lain, para pengusaha mencari tenaga kerja yang berkualitas. Tujuannya, produktivitas perusahaan bisa lebih optimal. ”Jadi, ada pertukaran yang balance antara produktivitas dan kualitas pekerja,” kata Ketua Apindo Gresik Tri Andhi Suprihartono.
Dia menegaskan, pendidikan dan pelatihan sangat penting. Tujuannya, meningkatkan kompetensi tenaga kerja lokal agar bisa bersaing dengan tenaga kerja dari luar kota. ”Kalau tidak ada, terpaksa menyerap tenaga dari luar kota,” tuturnya. (adi/c16/ai)