Rehat Belajar, Main Angklung
GRESIK – Melatih kognitif serta motorik halus dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Misalnya, bermain angklung. Sambil memperkenalkan alat musik tradisional, kognitif dan motorik halus bisa diasah.
Kepala TK Yimi Kristantin menyatakan, bermain angklung rutin dilakukan. Setiap hari pesertanya bergantian. Kegiatan tersebut dapat menyegarkan otak setelah seharian belajar. ”Biar anak-anak tidak jenuh. Jadi, belajar sekaligus bermain,” ujarnya.
Setiap angklung diberi tanda berupa angka. Misalnya, angka 1 untuk nada do dan 2 untuk re. Anak-anak harus kompak memainkannya agar muncul harmoni yang pas. ”Latihan kompak,” lanjut Kris. Siswa harus menghafal setiap angka yang menjadi simbol nada. Dengan begitu, otak kanan dan kiri bisa terasah.
Guru pendamping musik Yanti Purnama Sari menuturkan, pembelajaran musik juga dapat menjadi sarana untuk melatih motorik halus. Terutama bagi anak yang mengalami gangguan motorik. Dia mengakui, memainkan angklung tidak mudah. Harus sabar dan telaten. Apalagi, yang diajari adalah anak usia 4–5 tahun. ”Cara memegang angklung perlu diperhatikan,” ucapnya. Anak harus bisa memegang angklung dengan benar. Sebab, nada alat musik khas Sunda itu tidak akurat jika cara memegangnya salah. ”Dilakukan secara bertahap,” imbuhnya.
Yanti menyebutkan, lewat angklung, anak-anak sekaligus diperkenalkan dengan jenis alat musik daerah. Pada zaman sekarang, semua jenis musik dikonsumsi anak-anak. Padahal, dulu, ada lagu khusus anak-anak. ”Seharusnya disesuaikan dengan usianya,” tuturnya. ( adi/c18/ai)