Waswas Gangguan saat Unas
Banyak Sekolah Pilih USBN Pakai Kertas
JAKARTA – Saat simulasi ujian nasional berbasis komputer (UNBK) Februari lalu, beragam masalah bermunculan. Karena itu, pemerintah mendorong pelaksanaan ujian sekolah berstandar nasional (USBN) mulai menggunakan komputer. Tujuannya, masalah-masalah yang ada langsung terdeteksi dan bisa dicarikan solusinya.
Sayangnya, mayoritas sekolah di jenjang sekolah menengah atas (SMA) justru memilih melaksanakan USBN dengan menggunakan kertas. Dengan begitu, kesempatan untuk menguji coba sistem komputer tidak terlaksana. Itu tentu memantik waswas. Sebab, bisa saja masalah-masalah teknis kembali bermunculan saat unas Aprilp nanti
Mestinya (sekolah, Red) yang sudah menjalankan UNBK ya melaksanakan USBN berbasis komputer juga.’’ MUHADJIR EFFENDY Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengakui, pemerintah memang berkeinginan agar USBN dilaksanakan berbasis komputer. Apalagi di sekolah-sekolah yang sudah ditetapkan menjalankan UNBK. ”Mestinya (sekolah, Red) yang sudah menjalankan UNBK ya melaksanakan USBN berbasis komputer juga,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos tadi malam (17/3).
Data Kemendikbud menunjukkan, untuk jenjang SMA, ada 9.661 sekolah yang ditetapkan menjalankan UNBK. Di jenjang SMK, ada 9.832 sekolah. Untuk SMP, ada 11.128 sekolah yang menerapkan UNBK.
Menurut Muhadjir, menjalankan USBN berbasis komputer memiliki banyak manfaat. Salah satu yang paling penting adalah bisa menjadi momentum ”geladi bersih” atau pemanasan menjelang UNBK. Apalagi, UNBK untuk SMA dan SMK mulai bergulir awal bulan depan (April). ”Dengan USBN berbasis komputer, kita bisa tahu apa-apa yang kurang dan mencari solusinya,” jelasnya. Jika USBN masih menggunakan kertas, otomatis tidak ada waktu lagi untuk melihat kekurangan perangkat komputer serta ke- lengkapan lainnya.
Sebagaimana diketahui, pada dua kali simulasi UNBK Februari lalu, muncul sejumlah masalah. Misalnya, materi ujian tidak sesuai dengan mata pelajaran (mapel) pilihan siswa. Contohnya, siswa memilih mapel biologi, ternyata yang muncul kimia. Masalah lain yang terjadi adalah molornya jadwal ujian karena akses ke server panitia pusat terganggu.
Sesuai aturan pemerintah pusat, USBN jenjang SMA sederajat diselenggarakan mulai Senin depan (20/3). Namun, di sejumlah daerah, ada yang mulai menyelenggarakan USBN dalam beberapa hari terakhir.
Di wilayah DKI Jakarta saja, hampir seluruh SMA negeri memilih menggunakan kertas ketimbang komputer. Hal itu disampaikan Kepala SMAN 22 Jakarta Sri Sariwarni. Menurut dia, USBN di Jakarta dilaksanakan mulai Senin depan sesuai dengan acuan pemerintah pusat. ”Sekarang masih ujian sekolah (US, Red), kemudian disambung USBN,” ujarnya kemarin.
Sri mengatakan, sekolahnya ditunjuk sebagai pelaksana UNBK. Namun, dalam pelaksanaan USBN, dia menegaskan sekolahnya memilih menggunakan kertas. ”Ratarata sekolah di DKI Jakarta juga pakai kertas,” ungkapnya.
Alasannya, sekolah tidak mau mengambil risiko menggunakan komputer yang sudah tertata rapi untuk USBN. Mereka khawatir jika digunakan untuk USBN, saat pelaksanaan UNBK malah ada gangguan teknis. Sebab, perlu ada penyesuaian komputer kembali.
Dihubungi terpisah, Wakil Kepala SMAN 1 Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Mansur mengungkapkan, sekolahnya juga bakal menyelenggarakan UNBK. Namun, saat USBN Senin depan, sekolahnya memilih menjalankan ujian dengan kertas.
Salah satu pertimbangan menjalankan USBN dengan kertas adalah menghindari kerumitan memasukkan butir soal ke perangkat lunak UNBK. ”Banyak guru yang kesulitan untuk memasukkan butir soal ke software UNBK. Akhirnya pilih pakai kertas saja,” ucapnya.
Pertimbangan lain, ada butir soal USBN yang berbentuk isian. Butir soal jenis itu tidak bisa di- masukkan ke sistem aplikasi UNBK yang menuntut butir soal pilihan ganda. Jika dipaksakan, siswa akan mengerjakan dua kali. Yakni, soal pilihan ganda dengan komputer dan soal isian dengan kertas. ”Daripada merepotkan siswa, lebih baik USBN pakai kertas,” tuturnya.
Mansur mengakui, sebenarnya banyak manfaat jika USBN menggunakan komputer layaknya UNBK. Di antaranya, bisa mendeteksi lebih dini kelemahan peranti komputer, jaringan, serta akses internet sebelum UNBK. Dengan begitu, gangguan bisa cepat dilaporkan untuk perbaikan.
Namun, tidak semua USBN menggunakan kertas. Di Gresik, misalnya. Di antara beberapa sekolah yang sudah melaksanakan USBN, ada yang menggunakan komputer. Pada hari pertama pelaksanaannya, ada laporan komputer tiba-tiba logout sendiri saat ujian baru berlangsung. Masalah seperti itu seharusnya sudah bisa diantisipasi saat USBN. Dengan demikian, ketika UNBK nanti, kejadian tersebut tidak terulang.
Guru pendidikan agama Islam (PAI) di SMAN Yosowilangun, Lumajang, Jawa Timur, Abdul Muis mengatakan, sekolahnya nanti melaksanakan UNBK dengan menumpang di sekolah lain. Tetapi, untuk USBN yang dimulai Senin depan, mereka melaksanakan ujian berbasis kertas.
Sementara itu, Ombudsman Republik Indonesia menyatakan ikut terjun ke lapangan untuk memantau pelaksanaan USBN. Sebagai lembaga negara pengawas pelayanan publik, Ombudsman akan terlibat dalam pengawasan ujian untuk mencegah terjadinya kecurangan.
Komisioner Ombudsman Bidang Penyelesaian Laporan Ninik Rahayu mengungkapkan, USBN harus diawasi lantaran menjadi salah satu penentu kelulusan. ”Kami berharap pelaksanaannya terhindar dari kesalahan serta penyimpangan,” ujarnya. (wan/syn/c7/owi)