Rekor Indeks Sepanjang Sejarah
Kerek Optimisme di Semester Kedua
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin (17/3) mencapai rekor tertingginya. Indeks ditutup di level 5.540,43 atau naik 22,19 poin (0,40 persen). Itulah indeks tertinggi selama 24 tahun bursa Indonesia berdiri.
Pada pembukaan perdagangan, indeks sudah melesat 35,43 poin atau 0,64 persen di level 5.553,68. Tren kenaikan indeks tersebut terjadi sejak Kamis (16/3). Ketika itu indeks justru ditutup menguat 85,86 poin atau 1,58 persen di level 5.518,24 dengan nilai transaksi Rp 8,63 triliun.
Saat itu bursa Indonesia mencatat kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang sejarah mencapai Rp 6.012 triliun. Sementara itu, kemarin total nilai transaksi di pasar saham senilai Rp 12,7 triliun. Return investasi secara year to date (ytd) sudah senilai 4,6 persen dalam waktu kurang dari tiga bulan berjalan.
”Kepercayaan pasar meningkat, terutama dari investor asing. Ada ekspektasi terhadap kemungkinan membaiknya performance emiten kita yang hingga akhir bulan ini menerbitkan laporan keuangan 2016,” tutur Direktur Penilaian PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat kemarin.
Asing memang mencatat net buy sebesar Rp 2,49 triliun. Angka tersebut merupakan capaian tertinggi sejak 10 Agustus 2016. Total transaksi sepanjang perdagangan kemarin mencapai Rp 12,3 triliun dengan volume perdagangan 12,5 miliar lembar saham dan 346.314 kali transaksi frekuensi perdagangan.
Menurut Samsul, tingginya capaian indeks tersebut merupakan imbas dari kenaikan suku bunga acua AS sebesar 25 basis points menjadi 1 persen. Beberapa hari sebelum pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), indeks global memang sempat melemah. IHSG pun sempat turun dari angka 5.400.
Namun, pengumuman besaran kenaikan suku bunga acuan AS membuat situasi berbalik. Kenaikan 25 fed fund rate 25 basis point tersebut sesuai ekspektasi pelaku pasar ( price in) sehingga investor pun aktif melakukan pembelian yang berimplikasi pada kenaikan indeks.
Kepala Strategi Sinarmas Sekuritas Jeffrosenberg Tan menyatakan, IHSG berpotensi menguat tahun ini. ”Meskipun ada beberapa tanda kelemahan pada kuartal pertama, kami tetap yakin dengan prospek ekonomi Indonesia pada semester kedua dan overall sepanjang tahun ini. Target indeks menyentuh level 5.900,” ungkapnya.
Indeks regional kemarin juga mencatat tren kenaikan. Indeks Singapura (STI) naik 0,19 persen menjadi 3.169,38. Indeks Malaysia (KLCI) naik 0,46 persen ke level 1.745,20, dan indeks Thailand (SET) juga naik 0,25 persen menjadi 1.560,98.
Jika dibanding dengan indeks rata-rata di negara-negara tetangga, tampaknya, IHSG hanya bersaing ketat dengan indeks Filipina (PSEi) yang melesat 0,91 persen ke level 7.345,02.
Sementara itu, indeks di bursa Asia cenderung bergerak mixed. Indeks Nikkei turun 0,35 persen ke 19.521,59. Indeks Shanghai juga turun, yakni 0,96 persen ke level 3.237,45. (rin/c25/noe)