Melawan, Pelaku Curas Ditembak Mati
SURABAYA – Nasib Mukri Alfian berakhir tragis. Kemarin (17/3) dia mengembuskan napas terakhir di ujung pistol polisi. Pria yang memiliki nama lain Hermawan itu terpaksa dilumpuhkan karena mencoba melawan ketika akan ditangkap dalam kasus pencurian dengan kekerasan (curas).
Kejadian tersebut bermula ketika Hermawan sedang menuju Surabaya. Lelaki 35 tahun itu berkendara dari Madura dengan menaiki sepeda motor Honda Beat. Hermawan melintasi Jembatan Suramadu pada pukul 05.00. Saat itu polisi sedang melakukan operasi rutin. Hermawan pun tidak luput dari sasaran.
Mula-mula Hermawan diberhentikan sebagaimana pengendara sepeda motor yang lain. Polisi lantas memeriksa kelengkapan berkendara, termasuk dokumennya. Ketika diperiksa, ternyata nopol motor tersebut tidak cocok dengan dokumen yang ditunjukkan. ”Memang STNK dan nopolnya cocok. Tapi, dari data yang kami peroleh, sepeda motor itu nopolnya berpelat L, bukan M,” ujar Kaurbinops Polres Pelabuhan Tanjung Perak Iptu Roni Faslah.
Nah, polisi pun berupaya mengamankannya. Ketika diinterogasi, Hermawan hanya mengaku tidak tahu-menahu. ” Nggak tahu saya, Pak. Nggak tahu sama sekali,” ucap Roni menirukan ujaran Hermawan.
Meski begitu, pria asal Sampang tersebut tetap diamankan anggota Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Namun, Hermawan tidak kehabisan akal. Ketika berada di kantor polisi, dia kabur saat diberi kesempatan salat Jumat. ”Memang itu kan waktunya istirahat, makanya kami biarkan ke masjid untuk beribadah,” kata Roni.
Namun, kepercayaan polisi diselewengkan. Pada pukul 11.00 Hermawan kabur dari kantor polisi. Polisi pun berusaha melacak keberadaan Hermawan. Si buruan memang diketahui memiliki tempat tinggal di wilayah Dupak. Tepatnya di kawasan Magersari.
Roni pun langsung mengerahkan anggotanya menuju tempat yang dimaksud. Ketika hendak ditangkap, Hermawan malah melawan. Dia sudah menyiapkan sajam berjenis badik yang diperkirakan sepanjang 35 sentimeter. Perlawanan pun terjadi. ”Karena membahayakan, kami terpaksa mengambil jalan lain,” tegas Roni.
Timah panas pun dilesakkan ke dada Hermawan. Seketika itu juga dia tersungkur. Sesampai di rumah sakit, hidup Hermawan berakhir. Mayatnya pun langsung dilarikan ke kamar jenazah RSUD dr Soetomo.
Menurut data yang dihimpun polisi, Hermawan ternyata salah seorang anggota sindikat jambret. Dia cukup lama malang melintang. Berdasar catatan polisi, dia pernah beraksi di 42 TKP berbeda. Polisi juga sudah lama mencari-cari dia. ”Kami memang mengincar kelompok dia. Kami sudah tangkap empat tersangka,” jelas Roni. (bin/c9/git)