Overload, Lift Blok M Square Jatuh
JAKSEL – Suasana di mal Blok M Square, Kebayoran Baru, kemarin mendadak gempar. Itu setelah lift 5-B mal tersebut ambruk. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa nahas tersebut. Namun, 25 orang yang berada di dalam lift masih mendapat perawatan medis. Diduga, penyebabnya adalah overload.
Insiden tersebut terjadi pukul 13.00 kemarin. Saat terjadi insiden tersebut, pengunjung mal memang sudah ramai. Termasuk yang menggunakan lift. Sebelum salat Jumat usai, lift tersebut jatuh dari lantai 5 ke lantai dasar. ”Jadi tiga lantai lift itu jatuh,” kata Yeti, salah seorang pedagang atribut lantai B, mal Blok M Square. Sehabis dari lantai 5, lift tersebut biasanya turun ke lantai 1 dan kemudian basement.
Menurut Yeti, sudah lama kondisi lift tersebut sering error. ”Sejak dua tahun lalu. Sudah dilaporkan, tapi paling hanya dicek. Lalu, tak lama kemudian rusak,” ucap perempuan 70 tahun itu. Keterangan yang dihimpun Jawa
Pos menyebutkan, lift tersebut kerap difungsikan sebagai lift barang, yang notabene menanggung beban lebih berat dibanding lift pengunjung. Menurut Yeti, lift biasanya digunakan mengangkut bergalon-galon air.
”Gimana nggak rusak, orang pemakaiannya saja sembarangan. Terus tidak ada tindakan dari pihak mal. Untung saja tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Semoga bisa dijadikan pembelajaran bersama,” ucapnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Budi Hermanto membenarkan adanya insiden tersebut. Sebanyak 25 pengujung mengalami lukaluka dan telah dirawat di RSPP. Saat ini satu korban telah dipulangkan. ”Di antara 25 korban, satu korban telah dipulangkan. Enam korban telah teridentifikasi. Misalnya, patah tulang dan luka- luka di siku, kaki, dan tangan. Dan sisanya masih dalam perawatan medis. Untuk biaya perawatan, kami akan berkoordinasi dengan pihak manajemen agar semua biaya bisa ditanggung,” jelasnya.
Budi menyatakan sudah melakukan olah TKP. Dalam olah TKP tersebut, pihaknya mengamankan sebuah dokumen. Dokumen itu berisikan data kondisi lift. Misalnya, spesifikasi lift serta kondisi lift selama digunakan. ”Termasuk jadwal pemeriksaan atau perawatan lift secara rutin yang dilakukan pihak mal. Sebab, lift itu sudah sepuluh tahun digunakan. Terakhir perawatan rutin lift dilakukan dua bulan lalu,” tuturnya di lokasi kejadian.
Dari penyidikan awal diketahui sebelum lift tersebut ambruk, tanda peringatan kelebihan muatan telah menyala. Dengan adanya warning tersebut, seharusnya pintu lift secara otomatis tidak bisa ditutup. Namun, kenyataannya, pintu tersebut beroperasi dengan normal. Lift pun meluncur dari lantai 3 menuju lantai 1 dan ambruk ke lantai basement.
”Itu yang akan kami selidiki lebih dalam. Kenapa lift itu tetap berfungsi ketika tanda peringatan menyala. Apakah lift jatuh karena kelebihan beban atau memang adanya kelalaian,” ucap pria berpangkat dua melati di pundak itu. (ian/c21/ano)