Warga Ancam Blokade Akses Tol Manker
Ajukan Lima Tuntutan
MAGETAN – Tingginya frekuensi dump truck bermuatan galian C yang lalu lalang di Desa Gunungan, Kartoharjo, membuat kesal puluhan warga. Puncaknya, mereka menggelar demo di depan kantor desa.
Dalam aksi itu, warga mengajukan lima tuntutan kepada pihak PT Waskita Karya (WK) selaku pelaksana proyek pembangunan proyek tol Mantingan–Kertosono (Manker). ’’Jika tuntutan tidak dipenuhi, kami akan melakukan pemblokadean jalan dengan mengerahkan massa yang lebih banyak,’’ ancam Maryanto, salah seorang pengunjuk rasa.
Lima tuntutan itu ditulis dalam surat pernyataan bermeterai. Salah satu di antaranya, permintaan memperbaiki jalan rusak dampak aktivitas ratusan dump truck yang setiap hari melintas. Namun, warga menolak jika perbaikan sekadar ditambal dengan tanah uruk, tetapi harus dicor.
Warga memberikan tenggat pengecoran hingga Sabtu pekan depan (25/3). Pihak pelaksana juga diminta rutin menyiram jalan yang berdebu.
’’ Ternyata dari apa yang disampaikan WK hanya tersedia satu tangki. Kami minta empat tangki setiap hari,’’ bebernya.
Menurut dia, warga sangat terganggu debu-debu yang beterbangan diempas dump truck yang melintas. Selain mengotori rumah-rumah di pinggir jalan, kondisi tersebut mengganggu pernapasan. Sebab, debu beterbangan setiap hari mulai pukul 09.00 hingga sore.
Warga juga menuntut adanya kompensasi bagi penduduk yang terdampak debu. Di sisi lain, ratusan dump truck yang melintas membuat was-was orang tua yang memiliki anak kecil. ’’Semua ketir-ketir,’’ ujarnya, lantas menyebut demo kali ini merupakan aksi spontanitas.
Subagyo, perwakilan WK, enggan berkomentar banyak terkait dengan unjuk rasa yang dilakukan puluhan warga tersebut. Dia hanya memastikan, pihaknya akan memenuhi tuntutan yang mereka ajukan. ’’Semua akan kami penuhi,’’ ucapnya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, dalam surat pernyataan itu juga disebutkan bahwa pihak WK siap dituntut sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
Berdasar catatan Jawa Pos Radar Magetan, aksi protes yang dilakukan warga Desa Gunungan itu bukan kali pertama. Pada September tahun lalu, puluhan warga memblokade akses proyek. Pemicunya, jalan ke lahan pertanian tergusur. Pihak WK ingkar janji membuatkan jalan pengganti. (cor/isd/c4/diq)