PTN Tetapkan Sendiri Kriteria SNM PTN
SURABAYA – Penilaian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNM PTN) 2017 sedang berlangsung. Seleksi itu dilakukan masing-masing PTN sesuai kebutuhan secara otonomi.
Wakil Rektor I Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur Ramdan Hidayat menyatakan, seleksi oleh perguruan tinggi dimulai 15 Maret. Setiap kampus diberi otonomi dalam menyeleksi peserta. Dengan catatan, tetap mengacu pada peraturan yang disepakati panitia pusat.
Dua komponen SNM PTN meliputi indeks sekolah dan indeks prestasi siswa. Indeks sekolah mengacu pada integritas, kualitas, dan hasil lulusan sekolah secara keseluruhan. Sementara itu, indeks prestasi siswa bersifat pribadi. Indikatornya adalah nilai siswa selama lima semester, track record prestasi yang dicapai, dan lembar portofolio.
Patokan umum tersebut bisa diubah oleh masing-masing PTN. Kampus berhak menentukan bobot dan standar yang harus dipenuhi peserta. Standar tinggi biasanya diterapkan kampus yang memiliki jumlah pendaftar dengan keketatan tinggi. Makin ketat, seleksi akan makin berat. ”Penentuan bobot dan persyaratan sangat ketat karena seleksi menggunakan nilai rapor siswa,” jelas Ramdan.
Dia menambahkan, SNM PTN di perguruan tinggi bakal dilakukan dua kali. Untuk seleksi pertama, perguruan tinggi mendata peserta yang memilih pada pilihan pertama. Mereka diseleksi hingga kuota yang ditentukan terpenuhi. Panitia pusat SNM PTN memberikan batas waktu hingga 8 April.
”Untuk PTN yang khusus menampung pilihan pertama, otomatis hanya melakukan seleksi satu kali,” terangnya. Di Surabaya, ada dua universitas yang hanya mempertimbangkan pilihan pertama. Yakni, Universitas Airlangga (Unair) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Setelah seleksi tahap pertama rampung, PTN berwenang menyeleksi peserta yang memilih jurusan kedua. Waktu seleksi pilihan kedua berlangsung hingga 10 April. Setelah itu, data diserahkan ke pusat untuk finalisasi kuota dan penetapan peserta SNM PTN yang lolos seleksi. (elo/c18/nda)