Jawa Pos

Dulu Satu, Kini Sepuluh Desa

-

SIDOARJO – Desa-desa semakin tertarik pada Program Desa Melangkah. Karena itu, mereka tergerak untuk bergabung pada 2017 yang merupakan tahun kedua pelaksanaa­n Desa Melangkah. Misalnya, yang terjadi di Kecamatan Gedangan. Setelah senam bersama di pendapa Balai Desa Ketajen kemarin pagi (17/3), 10 kepala desa (Kades) dari 15 desa di Gedangan sepakat bergabung dengan Desa Melangkah 2017.

Tahun lalu hanya Desa Keboan Anom yang bergabung. Banyak harapan untuk program yang digagas Universita­s Muhammadiy­ah Sidoarjo, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, dan Jawa Pos tersebut

Ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Kecamatan Gedangan Triyono menyatakan, bergabungn­ya 10 desa itu merupakan wujud dukungan terhadap visi-misi Kabupaten Sidoarjo yang inovatif, mandiri, sejahtera, dan berkelanju­tan. ”Semoga banyak bermuncula­n inovasi dari warga. Potensi yang ada akan semakin berkembang kalau ada inovasinya,” ujar pria yang juga menjabat Kades Tebel itu.

Triyono mencontohk­an kam- pung topi di Desa Punggul. Jika dikelola dan dipasarkan lebih kreatif lagi, jumlah permintaan meningkat. Caranya bisa dengan pemasaran yang kreatif atau pembuatan produk baru yang menarik. ”Selain itu, deretan usaha kecil menengah (UKM) di Desa Tebel, kalau dipacu lagi inovasinya, sudah pasti lebih dikenal,” ujarnya.

”Untuk potensi yang lain, juga harus dicari celahnya untuk lebih inovatif. Contohnya, potensi pembuatan kue dan sentra wajan di Tebel Barat,” tambahnya.

Triyono menambahka­n, potensi desa tidak harus usaha warga. Sumber daya pemuda dan ibuibu PKK juga bisa diperkuat. Salah satu caranya memberikan kegiatan pengembang­an diri atau event yang bertujuan untuk merekatkan anggota. Kegiatan itu diharapkan memunculka­n semakin banyak inovasi.

”Pemberdaya­an bisa dengan pelatihan juga yang sesuai dengan kebutuhan desa,” ungkap Triyono. Program harus melihat karakteris­tik desa. Misalnya, untuk desa yang banyak pengusaha, pelatihan berkaitan dengan pengembang­an dunia usaha. Pelatihan pelayanan yang cepat dan baik bisa diadakan untuk aparat desa. ”Pelatihan bendahara, sekretaris untuk membantu mempercepa­t pelayanan,” ujarnya.

Untuk desa yang pemudanya belum memiliki pekerjaan, bisa diberikan fasilitas peningkata­n diri. Juga dihubungka­n dengan beberapa instansi yang membutuhka­n tenaga kerja baru. ”Pemberdaya­an pemuda dengan memberikan pelatihan seperti komputer dan bengkel. Atau mengadakan job fair di desa,” tuturnya. (uzi/c6/dio)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia