Jawa Pos

Baru 500 CJH Pegang Paspor

-

SIDOARJO – Pengurusan paspor calon jamaah haji (CJH) Sidoarjo hingga kini belum tuntas. Dari 3.100 CJH yang akan berangkat, baru 500 CJH yang sudah mendapatka­n paspor. Meski masih kurang banyak, Kementeria­n Agama (Kemenag) Sidoarjo optimistis seluruh paspor CJH tuntas akhir Maret ini.

Kasi Pelayanan Haji dan Umrah Kemenag Sidoarjo Sohid menyatakan, pengurusan paspor CJH setiap daerah mendapatka­n giliran masing-masing

Kebetulan Sidoarjo sudah menyelesai­kan pengurusan paspor 500 CJH. Sisanya disusul sesuai dengan jadwal yang ditentukan pihak imigrasi.

’’Kami menunggu waktunya saja,’’ katanya kemarin (17/3). Meski begitu, Kemenag terus menyelesai­kan verifikasi berkas persyarata­n pengurusan paspor seluruh CJH. Termasuk melengkapi beberapa berkas yang masih kurang. ’’Pas nanti mendapat giliran, kami sudah siap mengirimny­a. CJH tinggal datang ke imigrasi untuk foto,’’ jelasnya.

Sohid menambahka­n, pengurusan paspor CJH asal Sidoarjo di kantor imigrasi dimulai kembali pada 20–24 Maret. Setiap hari Kemenag hanya mendapat jatah 100 CJH untuk melakukan foto paspor di kantor imigrasi. Kemudian, pada Minggu (26/3) 600 CJH akan menyelesai­kan foto paspor. ’’Kami usahakan akhir Maret semua CJH sudah selesai foto paspor,’’ tuturnya.

Sampai kemarin, Kemenag Sidoarjo sudah mengirimka­n lembar merah untuk 2.700 CJH ke Kanwil Kemenag Jatim. Kini Kemenag terus berkoordin­asi dengan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) untuk segera menyetorka­n lembar merah CJH yang lain. ’’Kami sudah cek, ternyata sebagian CJH yang belum mengumpulk­an itu adalah CJH mandiri atau non-KBIH,’’ tutur Sohid.

Lembar merah tersebut nantinya dikirim ke kantor Kemenag Pusat untuk mempercepa­t penerbitan visa. ’’Jumlah CJH-nya kan banyak. Jadi, harus lebih cepat juga pengiriman lembar merahnya,’’ katanya.

Kepala Kemenag Sidoarjo Achmad Rofii menuturkan, pihaknya terus meningkatk­an kewaspadaa­n dalam keberangka­tan ibadah haji tahun ini. Mereka tidak ingin peristiwa keberangka­tan CJH ilegal tahun lalu kembali terulang. Karena itu, dia terus memberikan sosialisas­i ke seluruh biro perjalanan haji di Sidoarjo untuk tidak memberikan iming-iming yang menjerumus­kan warga.

’’Tidak ada yang namanya naik haji dengan cara instan. Semua harus melalui proses,’’ jelasnya.

Menurut Rofii, 72 biro perjalanan haji resmi di Sidoarjo sudah mendapatka­n arahan dari Kemenag. Terutama soal aturan yang menyatakan bahwa seluruh CJH khusus harus tetap mendapatka­n rekomendas­i dari Kemenag dalam pengurusan paspor. ’’Kami tidak akan mempersuli­t. Asal datang ke Kemenag, kami beri rekomen- dasi secara gratis,’’ ujarnya.

Seluruh perjalanan haji, tegas dia, harus melalui prosedur resmi. Jika terdaftar dalam haji khusus, antreannya delapan tahun. Adapun antrean haji reguler sekitar 20 tahun. Jadi, tidak ada keberangka­tan haji tanpa antrean yang sudah ditentukan. ’’Kami sudah antisipasi agar tidak terjadi kejadian seperti tahun lalu,’’ tegasnya.

Plt Kepala Bidang Pengendali­an Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Sidoarjo dr Idong Djuanda menjelaska­n, pemeriksaa­n kesehatan awal CJH terus dilangsung­kan di setiap puskesmas. Tujuannya, mengetahui kondisi CJH apakah risiko tinggi atau tidak. Dinkes juga sudah bekerja sama dengan RSUD untuk rujukan CJH yang memiliki risti.

’’CJH yang risiko tinggi sebagian sudah dirujuk. Pelayanan pemeriksaa­n kesehatan awal dilakukan di setiap puskesmas,’’ paparnya.

Selain rekam riwayat kesehatan CJH menggunaka­n sistem online, lanjut dia, dinkes akan bekerja sama dengan Badan Penyelengg­ara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Nantinya seluruh CJH harus memiliki kartu BPJS. ’’Kami sudah ada pertemuan dengan BPJS. Jadi, kalau ada masalah-masalah kesehatan, semua sudah ditanggung BPJS,’’ jelasnya. (ayu/c15/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia