Bisnis Ramai, Kuliah Lancar
Belinda Novita Utomo membuktikan bahwa kuliah dan bisnis bisa berjalan beriringan. Memang tidak bisa begitu saja. Dia harus mengeluarkan energi ekstra agar bisnisnya lancar, kuliah pun kelar.
BELINDA aktif menjual tas secara online sejak 2013. Dia saat itu baru lulus SMA dan masih proses mendaftar ke perguruan tinggi. Banyak waktu kosong yang terbuang kala itu. Sang kakak lantas mengajarinya berjualan secara online. Belinda waktu itu masih menjadi reseller tas vintage. Setahun berjualan, dia bisa mengumpulkan modal. Uang tersebut lantas digunakan untuk memproduksi tas hasil karyanya sendiri. ’’Jadi, tidak jual punya orang lagi,’’ tuturnya. Sejak kecil cewek berhijab itu suka menggambar. Ternyata, hobinya tersebut sangat berguna untuk saat ini, tepatnya ketika membuat desain tas. Belinda sendiri yang membuat desain tas. Kemudian, gambarnya diserah kan ke perajin untuk dibuatkan produknya. Untuk membuat tas, gadis kelahiran 28 November 1994 itu berupaya menggunakan bahan yang murah, tetapi berkualitas. Tujuannya, harga jual tidak terlalu tinggi. Hal itu juga berkaitan dengan pengalaman pribadinya. ’’Cari harga tas yang murah biar bisa ganti-ganti,’’ ungkapnya.
Karena itu, anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Joko Utomo dan Sutikah Suhartini tersebut rela berkeliling pasar untuk mencari bahan yang tepat. Belinda juga tidak malu bertanya. Baik kepada perajin maupun penjual kain.
Desain tas biasanya berbentuk simpel. Bentuk tersebut mencerminkan karakter Belinda yang memang tidak suka anehaneh. Ukurannya pun kecil, sesuai dengan selera anak-anak zaman sekarang yang tidak suka ribet dengan bawaan banyak. ’’Karena memang sasaranku anak-anak muda,’’ jelas mahasiswi semester VI jurusan Manajemen Bisnis Universitas Narotama itu.
Saat buntu ide, Belinda biasanya berkeliling ke pusat perbelanjaan. Dia memperhatikan tas-tas yang dipakai para pengunjung. Setelah mendapat ide, dia lantas menuangkannya ke sebuah kertas. Kemudian, dia berinovasi dengan desain yang baru dilihat. Jadi, bentuknya tidak sama persis.
Untuk lebih menguatkan pasar, dia tidak pernah berhenti berkreasi. Paling tidak ada desain baru setiap minggu. Saat ini omzet yang diperoleh Belinda setiap bulan mencapai Rp 40 juta. Saat Lebaran dan tahun baru omzetnya bisa naik dua kali lipat. Selain dijual secara online, dia punya toko untuk penjualan secara langsung. Dengan begitu, pembeli di sekitar Surabaya bisa datang ke butiknya di Jalan Sedayu untuk melihat barang dagangannya.
Meski demikian, bukan berarti perjalanan yang dilalui Belinda lancarlancar saja. Sebagai anak muda, dia sering tergoda untuk memakai uang hasil penjualan. Namun, dia harus bisa menahan keinginannya. Kalau sudah telanjur, Belinda kerap menggantinya dengan uang sakunya. ’’Apalagi kalau lagi jalan-jalan sama teman-teman,’’ ucapnya, lantas terkekeh.
Sebagai pengusaha, Belinda tentu pernah merasakan yang namanya rugi. Dia juga pernah mengalami penipuan. Yakni, ada oknum yang membeli dalam jumlah banyak, tetapi tidak membayar. Karena tidak bisa melacak pembeli tersebut, dia mengikhlaskan.
Banyak hal yang dipelajari perempuan yang tahun ini berusia 23 tahun tersebut dalam menjalankan bisnis. Sebab, tidak setiap hari banyak pembeli. Ada kalanya sepi. Namun, orang tuanya selalu mendukung dan memberinya semangat. Sebab, merintis bisnis memang tidak mudah. Alumnus SMA Giki 2 itu pun terus terpacu.
Kini Belinda gencar memasarkan produknya. Untuk lebih dekat dengan pembeli, dia sering ikut bazar dan pop up market. Ke depan dia ingin mengembangkan usahanya agar lebih besar. Namun, tugasnya sebagai pelajar juga tidak ditinggalkan. Jadi, antara belajar dan bisnis bisa diseimbangkan dengan baik. (ant/c15/jan)